Rabu, 11 Januari 2012

The Power Of Love *Part 33* (Repost)

The Power Of Love *Part 33* 

Zevana berhenti melangkah, lalu menyaksikan adegan Rio dan Ify itu. tangan kirinya mengepal sangat kuat. Ia tidak suka melihatnya. Tangannya kanannya menggenggam pisau lipat yang sudah ia persiapkan sejak tadi. 

Ia berjalan perlahan menuju ke arah Rio dan Ify. karena posisi Rio membelakangi Zevana dan Ify yang melihat, Ifypun berteriak…. 

“ka Rio, AWAAAAS !!!!!” teriak ify. 

JLEEEEEEP 

“IFYYYYYYYYY!” teriak Rio yang kaget melihat kekasihnya berlumuran darah seperti itu. 

Pisau itu menembus punggung Ify. Sesaat sebelum Zevana menusukkan pisaunya pada Rio, Ify memutar badannya sehingga pisau itu menghantam punggungnya. 

Rio melepaskan pelukannya ketika tubuh Ify tiba-tiba merosot di dalam pelukannya. Dan seketika itu juga Ify pingsan. 

Darah mengalir deras dari punggung Ify. Rio bingung, ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia panic, ia takut terjadi sesuatu yang fatal pada ify. namun ia bingung apa yang harus ia lakukan. 

Rio menepuk-nepuk pipi Ify. mencoba membangunkannya. 

“Fy, bangun Fy! Jangan bikin aku panic Fy! Bangun!” Rio menepuk-nepuk pipi Ify. lalu ia menyentuh luka di punggung Ify. lalu kembali mengangkat tangannya. Dilihatnya tangannya yang penuhh darah itu dengan panic. Dengan paniknya ia mengambil handphone di saku dan menelpon Alvin untuk di mintai pertolongan. 

“Vin Vin tolongin gue Vin!!! Pliss!!” 

“elo ke arah barat vin! Di bawah pohon yang lumayan tinggi Vin!” 

“cepetan Vin!!!” 

“oke thanks!” 

Rio meletakkan handphonenya asal. Tak terassa ia menitihkan air matanya, Melihat wajah Ify yang pucat seperti itu. apalagi darah mengalir deras dari punggung Ify. membuat Rio semakin merasa ketakutan. 

Tak lama kemudian, Alvin datang bersama dengan Shilla. ia menghampiri Rio yang sedang memeluk Ify dan menangis. 

“astaga, IFYYYY!!!” pekik Alvin terkejut melihat keadaan Ify. bajunya sampai benar-benar merah seperti menyelam ke dalam kolam darah (astagfirullah). 

Rio mendongak melihat kea rah Alvin dan Shilla. 

“ba…bantu gue Vin, Shill…” pintanya dengan suara parau dan bergetar. Ia benar-benar sangat takut. 

Tanpa menunggu waktu lagi, Alvin dan Shilla segera membantu Rio mengangkat Ify dan membawanya ke mobil Alvin. 
~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

BRAAAAAK 

“Cakka!! Apaapaan sih kamu ini!!!” pekik mama Cakka kaget karena Cakka menutup pintu dengan tidak sewajarnya. 

“maaf mah, Cakka emosi!” tuturnya dengan sisa emosi yang masih terasa. 

“tapikan ga perlu banting pintu segala.” 

Cakkapun menjatuhkan diri di sebelah sang bunda. Dengan terheran-heran, sang bunda memperhatikan putranya itu. 

“kamu kenapa sih Kka? Ada masalah sama pacar?” Tanya bundanya. 

“iyah, nyebelin bgd emang ya cewe tuh!!” sunggutnya. 

“mama cewe loh Kka -____-“ 

“yaaah, kecuali mama deeeeh……..” 

“emang kenapa pacar kamu? Daripada kamu bête gitu, mendingan main ke rumah Obiet sana.” 

Cakka langsung menoleh kearah sang bunda. 

“Obiet? Dia pulang mah???” Tanya Cakka tak percaya. 

“iyaaa, semalem dia pulangnya. Gih sana!” suruh mama cakka. 

Cakka langsung bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya di atas meja. 

“yaudah, cakka pergi ya mamahh….” Cakka salim, lalu segera berlari menuju teras dan menuju ke rumah Obiet. 

“hati-hati Kka….” Mama Cakka geleng-geleng kepala melihat kelakuan Cakka. Lalu kembali meneruskan membaca majalahnya setelah tadi sempat terganggu karena kehadiran Cakka yang mengagetkan. 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

KLEEK 

Cakka langsung saja membuka pintu rumah Obiet. Ia memang terbiasa seperti itu dari dulu jika berkunjung ke rumah Obiet. Ia selalu ingat ucapan mama Obiet ‘anggep aja rumah cakka sendiri’. 

“Ob……..” baru saja Cakka ingin meneriakan nama sepupu tersayangnya itu, sesaat sebelum ia melihat Obiet sedaaaang…….. 

Cakka melongo melihat Obiet. Ia semakin mendekati Obiet. Lalu berdehem….. 

“EKHEEEM…..” 

Obietpun tersentak.. 

“Cakkaa????” kaget seorang gadis. 

“ngapain kalian???” Tanya Cakka masih menahan emosi. 

“lo kenal Oik Kka?” Tanya Obiet. 

“LO BERDUA NGAPAIN TADI?!!!!!!” bentak Cakka yang sudah tidak bisa menahan emosinya. 

Obiet dan Oik itupun kicep. Mereka menunduk. 

“ka… kamu salah pahaam….” Ucap oik bergetar, takut. 

“salah paham apa hah?! SALAH PAHAM APAA!!!? JELAS-JELAS TADI GUE NGELIAT DENGAN MATA KEPALA GUE SENDIRI!!! Lo berduaaaa, lo….” geram Cakka. Ia tak menyangka apa yang tadi dilihatnya itu. ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. 

“Kka, kayanya lo salah paham deeeh… oik cewe lo???” Tanya Obiet yang memag belum mengetahui status mereka. 

‘BUUUUUUUK’ 

Setelah memberikan bogem mentahnya kepada Obiet, Cakkapun langsung melangkah meninggalkan rumah Obiet dengan perasaan emosi yang meluap-luap. 

Oik mengginggit bibir bawahnya. Ia tau Cakka pasti salah paham. Ia mengerti apa yang tadi dilihat Cakka. Namun itu tak seperti dugaannya. 

**** 
“Biet, mataku perihh….” Oik mengucek-ngucek matanya. 

“jangan dikucek Ik!!! Nanti malah infeksi” ucap Obiet seraya menjauhkan tangan Oik dari mata Oik. 

Oik mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa perih itu. 

“terus gimana ini Biet, periiiihhh” oik mengibas-ngibaskan tangannya di depan matanya untuk menghilangkan sedikit rasa perihnya. Namun tetap saja matanya tetap terasa perih. 

“tahan yaaa Ik……” 

Obietpun meniup mata Oik secara perlahan. 

KLEEEK 

“Ob……..” 

“EKHEEEM…..” 

Obietpun tersentak.. Otomatis menjauhkan wajahnya dari Oik. 
**** 

“Kejar Ik!!” suruh Obiet. 

Oik membalikkan badannya lalu menatap Obiet. 

“Kejar, ngapain diem aja di sini!??” 

“tapikan, dia naik mobil Biet……” Oik berfikir bagaimana bisa ia mengejar Cakka yang naik mobil dengan ia yang berlari nanti. 

“ck, ayo ikut gueee!!!” 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Cakka mencengkram erat stir mobilnya. Mencoba meluapkan emosinya dengan cara itu. masih terbayang-bayang, bagaimana keduanya…. Aaaah, ia bisa gila bila mengingatnya. 

“gila, gue ga nyangka!!” Cakka semakin kuat mencengkram stir mobilnya. Tangannya sampai memerah saking kencangnya. 

“Darimana mereka bisa kenal?! Ga nyangka mereka sampe sejauh itu!!!” gumam Cakka tersenyum sinis frustasi, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menyangka. 

“AAARGHHHH!!!!” teriaknya frustasi sambil memukul stirnya. Tangannya pun mulai membiru. 

Tiba-tiba saja Oik berdiri merentangkan tangannya di depan mobil Cakka. Cakka yang kagetpun langsung menginjak rem secara mendadak tanpa banting stir. Membuat mobilnya berhenti secara mendadak. Untung saja ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tidak tinggi. 

TINTINTINTINTINTIN Cakka membunyikan klaksonnya dengan emosi. Lalu membuka kaca sebelah pengemudi dan menyembulkan kepalanya keluar jendela. 

“minggir lo!!!! atau gue tabrak!!!” teriak Cakka kencang. 

“tabrak aja!!! Tabrak!!! Biar aku mati! Biar kamu puas!!!” teriak Oik tak kalah kencang. 

“ck!!!” decaknya kesal. Lalu kembali memasukkan kepalanya ke dalam mobil. Setelah itu ia membuka pintu mobil dan turun menghampiri Oik. 

“mau lo apa siiih!?” Tanya Cakka langsung. 

“kamu kenapa sih?! Kenapa marah? Salah aku apa??” Tanya Oik. 

“masih nanya salah apa?!!! MUNAFIK LO!!!” cerca Cakka. 

“aku tau kamu tadi salah paham kak!! Tadi tuh Obiet Cuma niupin mata aku yang perih. Tapi kamu ngeliatnya dari sudut pandang yang beda. Kamu salah paham.” Jelas Oik. 

Cakka tertawa miring. 

“ngelesnya BASI banget lo!” 

“aku ga ngeles kak!!!” ucap ik ngotot. 

“halah, ga nyangka ya. Dibalik sifat lo yang baik, polos, ternyata…..” Cakka tersenyum sinis, meremehkan. 

“apa????” 

“muarahan….” 

JEDEEEEEEER 

Dunia bagaikan menimpa tubuh Oik kala ia mendengar gumaman Cakka yang menyakitkan hati itu. 

Tak terasa air matanya pun jatuh perlahan. Sakit sekali dijudge seperti itu. 

PLAAAAAAAAAK! 

“JAGA MULUT KAMU!!!!” bentak Oik dengan air matanya yang terus mengalir. 

“aku ga serendah itu!!!! aku benci kamu!! AKU BENCI KAMU!!!” bentak Oik sambil memukul-mukul Cakka. 

Cakka hanya diam saja. Kaget juga dia bisa berkata sekasar itu terhadap Oik.ia reflek mengucapkannya tadi. Ia emosi. Perasaan bersalahpun langsung menyelimutinya. Apalagi melihat Oik menangis seperti itu. 

“dengerin aku baik-baik kak!!!” Oik mencengkram kerah baju Cakka. 

“Ik, ma….” 

“KITA PUTUSSS!!!!!” bentak Oik seraya melepaskan kerah baju Cakka dengan kasar. 

Cakka melongo. Ia kaget sekaget-kagetnya. Ia tidak salah dengar kan tadi? Ik mengucapkan kata putus? Berarti tadi ia memang benar-benar keterlaluan. 

Baru saja ia ingin minta maaf. Tiba-tiba saja dipotong dengan kata putus. Perasaan bersalah langsung menghantamnya. 

“Ik, ka… kamu bercandakan????” Tanya Cakka shock. 

“engga!! KITA PUTUS!! Inget kak, PU-TUS!!!” Oikpun langsung berlari meninggalkan Cakka yang masih shock diputusin. 

“Ik, tap…. IK!! OIK!!! ARRRRGHHH!!!!” teriak Cakka frustasi sambil menjambak rambutnya. 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Daritadi ia tak dapat berhenti memikirkan bagaimana nasib kekasihnya. Ia benar-benar sangat panic dan takut sekali. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap kekasihnya itu. ia masih ingat dengan jelas bagaimana pisau itu menancap di punggung kekasihnya. 

Alvin dan Shilla hanya duduk sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada Ify. Alvin yang tidak tahan juga melihat Rio dari tadi bolak-balik mondar-mandir ga jelas akhirnya menghampiri sahabatnya itu. 

“Yo…” Alvin menepuk pundak Rio pelan. Riopun menoleh pada Alvin. 

“udahlah Yo! Lo jagan mondar-mandir terus. Mendingan lo duduk, terus berdoa suapaya Ify ga kenapa-napa.” 

Baru Rio mau menjawab, dokter tiba-tiba keluar dari ruang UGD. Riopun mengurungkan niatnya untuk menjawab dan memilih menghampiri sang dokter. Diikuti dengan Alvin dan Shilla. 

“gimana keadaan Ify dok?” Tanya Rio. 

“untung saja kalian cepat membawa Ify ke sini. Jika tidak, Ify akan kehabisan banyak darah dan itu akan berakibat fatal. Tapi Alhamdulillah, Ify tidak apa-apa. Hanya saja pasien mendapat beberapa jahitan dipunggungnya karena robek.” Jelas dokter. 

Rio, Alvin dan Shillapun bernafas lega mendengar penjelasan dokter tadi. Setidaknya mereka bersyukur Ify tidak terluka parah. 

“terima kasih dok….” 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Rio masih setia menunggu Ify siuman. Sudah 3 jam Ify tak sadarkan diri. Namun Rio tak sama sekali lelah menunggu Ify untuk tersadar. 

Ia membelai lembut rambut Ify. lalu memperhatikan wajah manis kekasihnya itu. wajahnya pucat, bibirnya sedikit putih. Ada selang oksigen di hidungnya. namun itu tidak sama sekali mengurangi kecantikan kekasihnya yang alami itu. aaah, betapa beruntungnya ia memiliki seorag malaikat yang sangat cantik seperti ini. 

“Fy, banguuun. Kamu betah banget sih tidurnya…. Bangun Fy…” bisik Rio tepat ditelinga Ify. 

Tak lama kemudian, Ifypun membuka kedua matanya perlahan. Membuat Rio semakin lega. Ia tersenyum sumringah. 

“Fy, kamu udah sadar????” Tanya Rio. 

“a..aku dimana???” Tanyanya setelah ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, namun ia menyadari bahwa ini bukan kamarnya. 

“di rumah sakit sayang. Kamu inget ga tadi kejadian pas di taman??” Tanya Rio. 

Ify mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi dengannya sampai ia bisa berada di rumah sakit seperti ini. 

“emm, yaah, aku inget. Zevana mau nusuk kamukan??? Kamu gapapakan??” Tanya Ify sedikit panic mengingat tadi ia melihat Zevana ingin mencelakai Rio. 

Rio menggeleng lalu tersenyum. 

“kamu tuh harusnya ga usah nyelamatin aku. biarin aja aku yang ditusuk sama setan itu. daripada kamu yang kaya gini…..” 

“gamungkin aku diem aja ngeliat dia mau nyakitin kamu…” 

“tapi kamu ga perlu sampe berkorban nyawa gitu Cuma buat nyelamatin aku.” 

“aku ga peduli. Aku sayang sama aku. dan aku bakal lakuin apapun buat kamu.” 

Rio langsung memeluk Ify. ia benar-benar sangat beruntung memiliki seorang malaikat seperti Ify. selain cantik, iapun benar-benar sangat baik. Ia tak menyangka Ify rela berkkorban nyawa hanya untuk demi menyelamatkannya. 

“makasih ya sayang. Aku sayang banget sama kamu. Aku ga mau kehilangan kamu….” Riopun melepaskan pelukannya. 

Ify tersenyum lemah. 

“aku juga sayang sama kamu. Aku ga bakal ninggalin kamu kok….” Ucap Ify. 

Tiba-tiba masuk Alvin dan Shilla yang sebelumnya sedang makan di kantin rumah sakit. Mereka sedikit terkejut melihat Ify yang sudah sadarka diri. 

“eh, Ify udah sadar Fy?? Gimana keadaan lo??” Tanya Shilla. 

“iya nih, hehe…. Alhamdulillah udah ga sakit lagi kokkk….” Jawab Ify diakhiri dengan senyum manisnya yang terlihat lemah. 

Ia memang masih sedikit lemah. Maklum, namanya juga baru ditusuk dan dijahit dan juga sekarang baru sadar. Jadi maklum saja jika keadaannya masih sangat lemah. Tapi ia sudah tidak merasakan sakit dilukanya. 

Tiba-tiba pintu kamar rawat Ify dibuka dan masuklah, Gabriel, Oik, Cakka, dan Acha ke dalam. 

“Fy, elo kenapa? Lo gapapakan??? Kok bisa sampe kaya gini sih??” Tanya Gabriel bertubi-tubi. 

Tadi Alvin dan Shilla mengabari mereka semua kalau Ify masuk rumah sakit. Makanya mereka langsung on the way ke sini. 

“gue ga apa-apa kok. Thanks ya udah khawatirin gueee.” 

“syukur deh, gue kira tadi lo parah gitu….” 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Tiga hari sudah Ify menghambiskan waktunya di rumah sakit. Sebenarnya sekarang ia sudah tidak kenapa-napa. Namun, dokter belum mengizinkannya kembali pulang. Karena menurut dokter, keadaan Ify belum sembuh total. Jadinya ia harus tetap tinggal di rumah sakit. 

Kini mereka berdelapan sedang berkumpul di taman rumah sakit. Sambil bernyanyi-naynyi bersama dan bermain gitar. 

Aku bermimpi 
Tentang hari ini 
Disaat kita berdua 
Slalu bersama 

Dan bila nanti 
Kau ingat kembali 
Masa-masa inilah 
Yang akan kita kenang selalu 

Kau tak sendiri 
Ku slalu bersamamu 
Temani aku 
Sampai habisnya waktu 

Aku berjanji 
Sampai tua nanti 
Akan selalu ada 
Jika kau butuh 

Dan bila nanti 
Dunia tak mengerti 
Berpalinglah padaku 
Tempat teraman untuk dirimu 

Kau tak sendiri 
Ku slalu bersamamu 
Temani aku 
Sampai habisnya waktu 

Biarkan saja hidup tak mudah 
Asal kau selalu ada 

Kau tak sendiri 
Ku slalu bersamamu 
Temani aku 
Sampai habisnya waktu 

Kau tak sendiri 
Ku slalu bersamamu 
Temani aku 
Sampai habisnya waktu 

Biarkan saja hidup tak mudah 
Asal kau selalu ada 
Bersamaku 
Bersamaku 
Bersamaku 
Bersamaku 
Bersamaku 

Lagu dari Mytha Mamamia – Tentang Mimpiku mengawali nyanyian mereka. Lagu ini mewakili kisah mereka elama bertahun-tahun ini. juga mewakili perasaan mereka semua. Untuk mereka yang selalu bersahabat, mereka ingin mereka selalu seperti itu. tak ingin ada yang mengacaukan persahabatan mereka. Apapun itu. 

“ka iel, aku mau nyanyi lagu biarkan berlalu. Iringin dong…..” pinta Oik pada Iel yang memang sedang memegang gitar. 

“oke deeeeh….” Baru ingin menggenjreng gitarnya, ia langsung berhenti. 

“eh, gajadi dengg….” Ucap iel. 

“loh, kenapa kak???” Tanya Oik heran. 

“biar Cakka aja yang ngiringin…” Iel memberikan gitarnya pada Cakka. 

“loh, kok gue???” Tanya Cakka yang juga heran. 

“yakan lo cowoknyaaa….” 

Cakka langsung melengos. Namun tetap menerima gitar itu. lalu mulai menggenjrengnya. Sesekali ia melirik Oik, begitupun dengan Oik. 

Letih aku bila menatap 
Segala kisah dalam dirimu 
Pengorbanan dan penantian 
Hanya terbuang dan sia-sia 

Kau hempaskan tubuh ini 
Kau goreskan luka hati 

Takkan aku kenang lagi 
Tulus cinta yang kau beri 
Pergilah cintaku 
Lupakan dirinya 

Takkan aku ingat lagi 
Sakit hati yang kau beri 
Pergilah cintaku 
Biarkan berlalu 

Kau hempaskan tubuh ini 
Kau goreskan luka hati 

Takkan aku kenang lagi 
Tulus cinta yang kau beri 
Pergilah cintaku 
Lupakan dirinya 

Takkan aku ingat lagi 
Sakit hati yang kau beri 
Pergilah cintaku 
Biarkan berlalu 

Tak terasa air matanya mengalir membuat sebuah aliran kecil di pipinya. Ia benar-benar sangat menghayati lagu yang tadi dinyanyikannya itu. ia menutup matanya. Dan alhasil airmatanya kembali pecah. 

Tersadar bahwa ia menangis, iapun menghapus air matanya. Lalu melirik kea rah Cakka. Saat Oik melihatnya, Cakka pura-pura mengalihkan pandangannya kea rah lain. 

Dalam hatinya, ia merasakan kesedihan yang mendalam. Ia masih tak habisa fikir, bisa-bisaya hubungan yang sudah lama terjalin itu putus begituu saja di tengah jalan. Ia yakin, lagu yang tadi nyanyikan Oik itu ditujukan untuk dirinya. 

“Ik, kok nangis? Lagu itu buka buat kak Cakka kan?” Tanya Ify. teman-temannya memang belum tau dan memang tidak diberi tau bahwa hubungan Cakka dan Oik telah berakhir. 

Oik kembali melirik kea rah Cakka, ‘lagu itu emang buat kak Cakka’ batinnya. 

“engga kok, aku Cuma sedih aja nyanyiinnya. Lagunya dalem banget gitu. Cocok banget tuh buat orang yang disakitin. Yang sakit hati sama pacarnya. Eh bukan salah, bukan pacarnya, tapi MANTAN PACARNYA.” Sindir Oik sambil sesekali melirik Cakka dan menekan kata mantan pacarnya. 

Cakka hanya melengos disindir seperti itu. namun perasaan bersalah dan penyesalan yang sangat besar benar-benar menghantuinya. 

“ekheem, gantian gue yang mau nyanyiiii….” Dehem Cakka membuat yang lain menoleh ke arahnya. 

“ya nyanyi aja kalii Kka!” kata Rio. 

Iapun mulai menggenjreng gitarnya. 

Tak kurasakan lagi 
Hangatnya rasa rindu 
Tak ku rasakan lagi 
Indahnya hidup ini 

Telah habis rasa cinta di hati 
Yang menyelimuti diri 

Takkan lagi belai lembut tubuhmu 

Cakka bernyanyi sambil memejamkan matanya. Semua kenangannya bersama Oik terputar kembali di otaknya. 

**** 
Cakka sedang membeli sesuatu keluar. Namun tak disangka hujan deras turun mengguyur Jakarta malam itu. karena hujan ini tak terduga sebelumnya, Cakkapun tak membawa apa-apa termasuk payung. 

Iapun mencari tempat untuk berteduh. Dan akhirnya ia menemukan sebuah halte di dekat sana. Iapun berlari ke halte untuk berteduh sebentar. 

“eh…” ceplos seseorang yang berada di sebelah Cakka. 

Cakkapun menoleh. 

“Oik? Nga…ngapain kamu di sini?” Tanya Cakka yang sedikit menggigil akibat kedinginan. 

“neduh, kamu juga ngapain? Kamu kedinginan yaa??? Yaampuuun… sini sini….” Oikpun meraih tangan Cakka, lalu dengan kedua tangannya, ia menggosok-gosokkan tangannya di tangan Cakka (ngertikan?? u,u). 

“masih dingin???” Tanya Oik. 

“udah lumayan engga. Makasih ya sayang…” 
**** 

Takkan lagi sentuhan bibir manismu 
Takkan lagi satu di dalam hidupku 
Ku merindumuu 

Oh kasihku dengarlah seruanku 
Oh pintaku jangan lupakan diriku 
Jadikanku kisah mais dalam hidupmu 
Kau kekasihkuuu 

Cakka sedikit mengeluarkan air mata, namun kembali menghapusnya. Ia tak ingin terlihat lemah dan cengeng di hadapan teman-temannya dan Oik. 

Cakka melirik Oik. Semuapun menatap Cakka dengan terheran-heran. 

“Kka, kok lagunya sedih amat sih??? Lo sama Oik kenapa sih??? Kok dari tadi nyayinya lagu patah hati gitu? Lo berdua putus? Kenapa sih??” Tanya Rio yang benar-benar bingung dengan Cakka dan Oik. Semua mengangguk setuju dengan pertanyaan Rio. 

Cakka dan Oik hanya tersenyum masam. Membuat mereka semua semakin bingung. 

“yaudah, siniin dah gitarnya. Gue mau nyanyi…” pinta Rio. 

Cakka memberikan gitarnya pada Rio. 

Di hatiku kau bintangku 
Di hatiku kau malaikatku 
Di hatiku kau cintaku 
Selamanya takkan terganti 

Kau cintaku selama hidupku 
Terimalah cinta sedalam jiwaku 
Ku tak mampu berpaling darimu 
Seutuhnya cinta hanya untukmu 
Cintakuuuuu 

Relung hati tlah berkata 
Kaulah satu yang ku cinta 
Dua musim tlah berganti 
Kutak sanggup menahan rindu 

Kau cintaku selama hidupku 
Terimalah cinta sedalam jiwaku 
Ku tak mampu berpaling darimu 
Seutuhnya cinta hanya untukmu 
Cintakuuuuu 

Cintaku selama hidupku 
Terimalah cinta sedalam jiwaku 
Ku tak mampu berpaling darimu 
Seutuhnya cinta hanya untukmu 
Ifykuuuuu 

“aseeeek daaah, terakhirnya asoy banget ituuu….” Sorak Iel. 

“haha, iyadong….. kan lagunya buat Ifyku tercintaaa” Rio langsung merangkul Ify yang memang berada disebelahnya. 

“so sweeeeet….” Puji Shilla. 

“makasih ya sayang hehe…” ucap Ify tulus seraya melingkarkan tangannya di pinggang Rio. 

Rio tersenyum lalu mengecup kening Ify. 

“eh, aku kebelet nih. Hehe…. Aku ke toilet dulu yaaa…” izin Ify. 

Ifypun bangkit dari duduknya dan hendak menuju ke dalam rumah sakit untuk ke toilet. Sudah sedikit menjauh dari rombongan, tiba-tiba…….. 

“halooo Ify, apa kabarnyaaaa?????” Tanya seseorang dengan suara yang dibuat-buat SOK manis. 

Ify yang kaget tiba-tiba orang itu muncul kembali dihadapannya, langsung berhenti melangkah da melangkah mundur perlahan. 

“Zev…va…. Nga… ngapain lo ke sini???” taya Ify sedikit takut. 

“hahaha, kenapa lo takut yaaa???!! Uuu, kaciaaan….” Ledeknya. 

Ifypun terus melangkah mundur. Tiba-tib saja ia terjatuh karena tersandung sesuatu. 

“AAAW!!” pekik Ify sedikit teriak. Membuat Rio dkk menoleh kea rah Ify. 

“IFY….” pekik Rio kaget melihat Ify yang jatuh dan dihadapannya ada Zevana. 

“haiii, Rioooo….” Sapanya dengan senyum liciknya. 

Baru saja Rio ingin mendekati Ify, tiba-tiba sohibnya Zevana, Angel datang dan langsung menjambak Ify dan menyuruhnya untuk berdiri. 

“kak RIOOOO!!!” teriak Ify… 

“uuu, kaciaaan… pasti sakiiit kannn….” Ledek Zevana. 

“LEPASIN IFY!!!” teriak Rio. 

Zevanapun memberikan isyarat kepada Angel dan Angelpun membawa ify pergi dari sana… 

“IFYYYY!!” teriak Rio. 

Ia ingin mengejar Ify, namun ditahan oleh Zevana. 

“eitts, mau kemana Rio sayang??? Lo ga bisa nyusul Ify….” 

“brengsek lo Zev!!!! Balikin Ify ke gue!!! BALIKIN!!!!” bentak Rio. 

“uuu, kacian sekali pangeran ini kehilangan putrinyaaa…… emang gue sebego itu!!!! udah aaah, mendingan jug ague nyusul Angel. Tangan udah gatel nih pengen ngapa-ngapain putri lo itu!!” Zevanapun berlari menyusul Angel. 

“ZEvana sialan!! Vin, yel, Kka, ayo kita susul!!! Cepet!!!” suruh Rio. 

Merekapun segera menyusul Zevana dan Angel. Dan berharap mereka tidak bergerak lambat. Karena jika mereka terlambat, habislah ify oleh Angel dan Zevana. 

Bersambung……. 



Author: Amel^^
Facebook: Amelia Astri Riskaputri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar