Rabu, 11 Januari 2012

The Power Of Love *Part 32* (Repost)

The Power Of Love *Part 32*

Langit malam yang cerah. Benar-benar terang dan terasa begitu damai. Bntangnya bersinar dengan terangnya ditemani sang bulan di atas sana. Siapapun yang menatap langit malam ini, hatinya akan terasa begitu damai. Apalagi jika diiringi dengan lantunan doa kepada Sang Kuasa.

Lantunan nada mellow itu melantun indah, menambah kesempurnaan indahnya malam ini. Dengan jari-jari ajaibnya, ia memainkan sebuah lagu dengan piano yang tersedia di sana. Nada-nada indahnya membius para penontonnya. Semua terhanyut akan lantunan nada indah yang diciptakannya.

Siapapun yang mendengarkan lantunan nada itu, pasti dibuat merinding oleh si pemilik jari jari ajaib itu. bukan karena takut, tetapi karena permainan pianonya yang mampu menyampaikan makna yang terkandung dalam nada-nada indah itu.

Ketika ia mulai bernyanyi, keadaan semakin hening. Sehingga yang terdengar hanyalah suaranya, dentingan piano yang ia ciptakan, dan suara angin malam yang terus berlalu-lalang tanpa henti diantara mereka semua.

“Jangan pernah berfikir, bahwa di dunia ini kita hanya hidup sendiri! Pahlawanmu ada di mana-mana. Jika tidak ada yang memperdulikanmu, ingatlah bahwa kalian masih punya Tuhan, Allah. Ia akan selalu menjadi pahlawanmu, kapanpun, dan di manapun kamu berada.” Ucapnya sebagai kata pembuka, mengawali lagunya.

There’s a hero
If you look inside your heart
You don’t have to be afraid
Of what you are
There’s an answer
If you reach into your soul
And the sorrow that you know
Will melt away

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

It’s a long road
When you face your world alone
No one reaches out a hand
For you to hold
You can find love
If you search within yourself
And the emptiness you felt
Will disappear

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

Lord knows
Dreams are hard to follow
But don’t let anyone
Tear them away
Hold on
There will be tomorrow
In time
You’ll find the way

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

Ketika lagu berakhir, semua berdiri lalu memberikan standing aplouse kepada gadis ini. Teriakan dan sorakan-sorakan pun terdengar di seluruh penjuru sekolah itu. bahkan mungkin standing aplouse dan sorakan yang meriah dari seluruh penontonpun tidak cukup untuk dipersembahkan sebagai sebuah apresiasi pada gadis ini.

Setelah membungkuk memberi hormat dan berterima kasih, Ify –si pemilik jari-jari ajaib- turun dari panggung dan menghampiri teman-temannya yang lain.

“Ify, yaampuuun… lo tuh emang keren banget deh Fy!! Permainan piano lo ga ada yang bisa nandingin! Lo bener-bener hebat bgd!!” puji Shilla antusias.

Ify tersenyum pada Shilla, “makasih Shill…”

“pacarku makin hebat ! makin sayang deh aku…” Rio merangkul Ify.

“hihi, makasih sayang…”

“sama-sama”

“eh, ka Alvin mana?” tanya Ify ketika melihat tidak ada Alvin di sekitar mereka.

Semuapun langsung tersadar jika Alvin sudah tidak ada di sebelah Shilla. pasalnya, ketika menonton Ify tampil tadi, Alvin masih berada di sebelah Shilla. tetapi tiba-tiba saja sekarang menghilang.

“loh? Ke mana si Alvin??” mereka semua celingak-celinguk mencari Alvin.

“eheem, test test….”

“malam semuaaa” sapa seseorang dari atas panggung.

Karena merasa familiar dengan suara itu, merekapun otomatis menoleh ke arah panggung, dan melihat sosok Alvin tengah tersenyum menyapa seluruh pengunjung acara malam ini.

“ngapain tuh si Alvin???” tanya Iel pada siapa saja yang mau menjawab. Namun semua hanya mengangkat kedua bahunya, pertanda mereka tidak tahu, apa yang aka atau sedang Alvin lakukan di pentas sana.

“malam ini, malem yang bener bener spesial buat gue. karena malem ini, gue bisa ketemu lagi sama putri hati gue. di sini, gue mau mempersembahkan sebuah lagu buat putri hati gue yang ada di sana.” Alvin menunjuk Shilla.

Shilla tersenyum karena semua orangpun beralih melihat ke arahnya.

“gue, Alvin Jonathan, dengan segenap rasa cinta yang gue punya, ingin menyampaikan betapa gue cinta banget sama putri hati gue. Shilla, izinin aku mempersembahkan sesuatu buat kamu. Lagu ini buat kamu. Ungkapan seluruh rasa cinta aku buat kamu.”

Shilla merasakan sesuatu menari-nari di perutnya. Sesuatu menggelitik hatinya. Maksudnya, Alvin masih mencintainya? Maksudnya Alvin juga masih menyimpan perasaan yang sama terhadapnya? Apakah seperti itu?

Ia harap iya.

Di hatiku kau bintangku
Di hatiku kau malaikatku
Di hatiku kau cintaku
Selamanya takkan terganti

Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Kutak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu cintakuuuu….

Relung hati tlah berkata
Kaulah satu yang ku cinta
Dua musim tlah berganti
Ku tak sanggup menahan rindu

Kau cintaku selama hidupku
Terimalah cinta sedalam jiwaku
Kutak mampu berpaling darimu
Seutuhnya cinta hanya untukmu cintakuuuu….


Mata Shilla berkaca-kaca. Ia ingin sekali menangis. Bukan, bukan karena ia sedih. Bukan juga karena ia tersentuh. Ia sangat bahagia. Bahagia sekali. Mendengar lagu yang Alvin nyanyikan tadi. Alvin mempersembahkah lagu itu untuknya? Benarkah?

Tadi ia tidak salah dengarkan? Lagu yang Alvin nyayikan tadi, memang benar dipersembahkan untuknya kan? Jika benar, itukah ungkapan perasaan yang Alvin miliki saat ini? Jika seperti itu, berarti… berarti Alvin.masih.mencintainyakan?

Ia masih tidak percaya apa yang ia dengar tadi. Ia berharap suatu keajaiban terjadi malam ini.

Alvin turun dari pentas, berjalan dengan langkah panjang namun perlahan. Ia menuju ke tempat di mana putri hatinya berdiri, menyaksikannya, mendengarkan ungkapan hatinya tadi, dan ia berharap, bahwa putri hatinya itu, merasakan apa yang ia rasakan saat ini.

Iapun telah sampai di hadapan Shilla. semua mata tertuju pada Alvin dan Shilla. sepertinya malam ini akan menjadi malam yang begitu spedial untuk mereka semua.

Alvin menatap mata Shilla dengan banyak harapan dan keyakinan. Harapan, bahwa Shilla masih mencintainya juga, sama seperti yang ia rasakan pada Shilla. keyakinan, bahwa seluruh cinta yang ia punya, hanya akan ia persembahkan untuk Shilla, hanya Shilla. dan juga yakin, bahwa cinta itu masih ada di hatinya, dan terus  berkembang dan berkembang.

Perlahan namun pasti, ia berlutut di hadapan Shilla. sambil terus menatap mata putri hatinya itu, ia meraih tangan kanan Shilla, dan di genggamnya dengan begitu erat.

“Shilla, aku ga tau, apa kamu masih nyimpen perasaan itu atau udah kamu hapus dari hati kamu. Tapi satu yang aku tau Shil, dari dulu, sampai detik ini, bahkan mungkin seterusnya, perasaan ini masih ada, dan akan tetap ada buat kamu. Aku berharap banget, kamu juga masih ngerasain apa yang aku rasain.” Ungkap Alvin panjang lebar.

“aku mau minta maaf buat kesalahan aku yang lalu lalu sama kamu. Wktu itu aku pergi buat kamu. Dan sekarang, aku balik juga karna kamu.”

“selama aku di sana, yang aku pikirin, yang aku inget, Cuma kamu! Setiap hari, setiap waktu. Selalu kepikiran kamu.”

“salah ga Shill kalo aku berharap, kamu masih sayang sama aku?”

Shilla tak bisa menahan air matanya yang sejak tadi memang sudah memaksa ingin keluar. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Alvin masih memiliki perasaan yang sama seperti yang ia rasakan.

Sejak Alvin pergi, perasaan yang ia punya untuk Alvin, sama sekali tidak berkurang sedikitpun. Malahan, semakin ia merindukan Alvin, semakin besar cinta itu memeluknya.

Perlahan Shilla menggeleng. Menjawab pertanyaan Alvin tadi. Bahwa berharap Shilla masih mencintainya, itu bukan hal yang salah. Malah Shilla sangat bersyukur sekali, karena ternyata apa yang ia rasakan, juga Alvin rasakan.

“engga kok Vin. Itu engga salah…” ucapnya sedikit terbata karena dibarengi dengan isakannya.

“kalo gitu, kamu maukan jadi bagian hidup aku lagi, kamu maukan jadi princess aku lagi, kamu mau kan ngelanjutin hubungan kita yang dulu sempet ketunda?” tembak Alvin langsung.

“Viiiin……..” Shilla tak percaya dengan semua ini. Tidak sedang bermimpikan ia saat ini? Apa yang ia inginkan, yang ia harapkan selama empat tahun ini, menjadi kenyataan.

“kenapa?”

“kamu seriuskan??”

“beribu-ribu rius Shill. Aku masih sayang kamu.”

Shilla melepaskan tangannya yang sedang Alvin genggam. lalu ia menggenggam kedua lengan Alvin, berniat menyuruhnya untuk berdiri.

“ayo Vin, bangun!”

Alvin menuruti perintah Shilla. iapun berdiri.

“jadi jawaban kamu apa Shill??” tanya Alvin.

Shilla menatap Alvin. Mencari sebuah keyakinan bahwa Alvin memang benar-benar masih menyayanginya. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah yang terjangkau matanya. Banyak sekali yang menyaksikan adegan mereka berdua.

“mereka bakal jadi saksinya Shill. Apapun jawaban kamu, aku bakal terima. Yang penting kamu tau, kalo aku masih sayang banget sama kamu.”

“Vin, jujur aku ga percaya sama apa yag aku denger tadi. Aku kaget banget. Bener-bener ngerasa kaya lagi mimpi. Dan aku juga bener-bener bersyukur banget. Karna apa yang aku rasain, ternyata kamu rasain juga. Aku juga masih sayang sama kamu Vin.” Jelas Shilla.

“haa? Jadi… jadi… maksud kamu, kamu mau balik lagi sama aku?” tanya Alvin antusias.

Shilla menatap Alvin. Memantapkan hatinya, lalu mengangguk antusias.

“iya Vin, aku mau…”

“beneran Shill???”

“iyaa Alvin, aku mau balikan lagi sama kamu!!”

Alvin tertawa senang. Lalu menghambur memeluk Shilla. memeluk Shillad dengan sangat erat. Ia takkan lagi melepaskan Shilla.

“makasih ya sayang…. Aku janji, aku ga aka pernah lagi ngelepas kamu! Ga akan Shill!”

“iyaaa Vin, tapi lepas dong! Malu tau diliatin orang”

Alvinpun melepas pelukannya.

“hehe,,, ayo ikut aku!!” Alvin menarik tangan Shilla dan mengajaknya ke atas pentas.

“oke oke, makasih semuanya…. Maaf ya kalo tadi sempet bikin acara keganggu buat adegan sok romantis padahal maksa banget tadi. Makasih banget karna udah mau jadi saksi. Mulai malam ini, gadis ini resmi menjadi milik saya lagi.” seru Alvin.

Semuapun bersorak dan bertepuk tangan. Mungkin dalam pikiran mereka, dua insan ini benar-benar sangat hebat. Kekuatan cinta yang mereka punya sangat besar. Dan merekapun mampu membuktikan, bahwa jarak dan waktu tidak menjadi penghalang untuk cinta mereka. Itu semua karena kekuatan cinta yang mereka miliki benar-benar kuat. Hingga apapun tidak akan mampu membuat berdua terpisah.

Shilla
Kekasihku sayangku kuingin kau tau
Hati ini kan selalu menantikan cintamu

Kaulah yang pertama yang memberi arti cinta
Tuk selamanya tetap dihatiku
Ingin memelukmu mendekap hangat cintamu
Tuk selamanya tetaplah dihatiku

Alvin
Ku beri semua untukmu dengan kesungguhanku
Tak akan ku berbagi meskipun engkau jauh
Ku kan slalu merindukanmu
Ku kan tetap slalu menjagamu
Jangan ada kata berpisah

Pegang erat janjiku (Shilla: janjimu) yakinkan di hatimu (Shilla : selalu untukku)
Tak akan ku berpaling hanya kau satu di hatiku
Ku akan slalu disampingmu tak ku biarkan kau jauh
Tuk selamanya , ku tetap di hatimu

Alvin&Shilla
Kaulah yang pertama (Alvin: dan selamanya) yang memberi arti cinta (Alvin : untuk dirimu)
Tuk selamanya tetap dihatiku
Ingin memelukmu mendekap hangat cintamu
Tuk selamanya (Alvin : Tuk selamanya tuk selamanya (Alvin : Tuk selamanyatuk selamanya
Shilla : Tetaplah di hatiku
Alvin : Ku tetap di hatimu…
Tuk selamanya
Alvin&Shilla:  ku tetap di hatimu
****

Keesokan harinya,

Mereka semua berkumpul di taman pagi-pagi sekali saat matahari masih bersembunyi di balik awan, saat udara pagi masih benar-benar terasa, saat daun-daun masih mengeluarkan embun.

Mereka sengaja berkumpul di taman pagi-pagi buta seperti ini untuk melakukan kegiatan pagi hari. Lari pagi. Mereka akan lari pagi atau jogging bersama-sama.

“oke deh, semuanya udah kumpul. Saatnya jogging!!” seru Iel gembira.

“gue sama Ify misah yaaa??” izin Rio.

“gue juga sama Oik.” Cakka ikut-ikutan.

“laaah, gituuu… lo juga lagi Vin???” tanya Iel sedikit kecewa.

“iyaaa aja deeeh, hehe…”

“aaah, jahat jahat jahat!”

“Yel…. Jangan kaya banci gitu deh Yel…” Rio mendelik.

“abisan pada kaya gitu sama gue. terus gue sama siapa dong???”

“sama Achalah!” ceplos Cakka.

“yap, betul!” Rio ikut-ikutan.

Iel langsung melirik ke Acha yang sedang berdiri di samping Ify. lalu tersenyum.

“haha, yaudah deeeh.”

“oke , gue sama Ify ke sana yaaa ? ayo Fy !” Rio menarik tangan Ify. ify hanya mengikuti Rio saja.

“gue sama Oik ke sana , byeee…” Cakkapun menarik tangan Oik.

“yaudah, gue sama Shilla ke sebelah sana ya Yel…” Iel mengangguk.

“yaah, kita ditinggalin Chaa… hehe”

“gapapa kok kaaa, ayooo!”
****

Kedua insan ini masih berlari-lari di sekitar taman. Si cowok, berlari dengan kecepatan yang lumayan cepat, sehingga membuat sang gadis tertinggal. Karena sudah tidak kuat berlari, terlalu capek mengejar si pemuda itu, iapun berhenti berlari.

Ia membungkuk memegang kedua lututnya. Mencoba mengatur nafasnya yang tidak teratur dan memburu.

“kak!! Tunggu kenapa sih??! Nyebelin banget deh aku ditinggal!!!” seru si gadis. Membuat pemuda itu berhenti berlari lalu menoleh ke belakang. Melihat sang gadis yang keliatannya sudah lelah berlari, iapun menghampiri gadisnya itu.

“yaah payah ah, masa baru segitu aja udah cape sih??!”

“yaiyalah, orang aku bukan jogging, tapi ngejar kamu!”

“heeuh, yaudah tunggu sini, aku beliin minum dulu buat kamu!”

Cakkapun menyebrang jalanan untuk membeli minuman. Oik pun menunggu Cakka di sebrangnya.

Ketika memperhatikan Cakka yang sedang berjalan, iapun teringat sesuatu.

“ooh iya yaa, akukan lagi radang. Ga boleh minum yang dingin-dingiin. Ntar kak Cakka beliinnya yang dingin lagiii. Samperin deeeh…”

Oik pun berdiri, setelah tadi ia duduk untuk menunggu Cakka. Iapun berniat ingin menybrang untuk menghampiri Cakka yang sedang membeli minuman di sebrang jalan.

“kak Cakka!!” teriaknya memanggil Cakka.

Ia tidak melihat kanan kiri, di pikirnya karna hari masih pagi jadi mungkin masih sepi. Namun tiba-tiba saja, ada seseorang yang sedang menggoes sepedanya dengan speed yang lumayan tinggi (??) akhirnya Oikpun tertabrak karena tidak lihat-lihat.

“aaaaa!” teriak Oik.

Si pengendara sepedapun ikut terjatuh bersamaan dengan sepedanya.

“OIIIIK!’ teriak Cakka dari sebrang sana. Iapun panik, namun menunggu abagnya memberikan kembalian dulu.

“aduuuh, kaki aku sakiiit niiiih….” Ringis Oik.

“maaf ya maaf…” ucap si penabrak tadi meminta maaf.

Orang itu mengulurkan tangannya lalu membantu Oik berdiri. Oikpun menerima tangan penabrak itu, dan berdiri.

“maaf, ga sengaja…” ulang si penabrak tadi.

Namun seketika, Oik langsung terpesona melihat si penabrak tadi. Ia tidak berkedip sama sekali melihatnya.

‘manis bangeet…’ teriaknya dalam hati.

Si penabrak tadi tampak terhera-heran melihat Oik yang sama sekali tidak berkedip melihatnya. Ada apa denga cewe ini? Pikirnya.

“hey, kok bengong….” Orag itu melambaikan tangannya di depan Oik.

“eh, ha? Eh iyaa. Apa? Maaf hehe…” Oik gelagapan.

“kaki kamu luka. Ayo ikut aku, biar aku obatin!”

“ha? Ii…iyaa…”

Sepertinya Oik melupakan Cakka yang sedang membelikannya minum di sebrang jalan sana. Ia pun mengikuti si penabrak itu dengan dibonceng di depan oleh penabrak itu. dan merekapun pergi meninggalkan taman.

Sedangkan Cakka, berapi-api melihat Oik yang sepertinya melupakannya. Akhirnya iapun ikutan pergi meninggalkan taman.
***

Ify berhenti berlari dan duduk di bawah pohon yag cukup rindang. Melihat Ify berhenti, otomatis Riopun behenti dan menghampiri Ify yang nafasnya sudah mulai terengah-engah.

“kenapa? Cape?” tanya Rio.

“iyaa kak, cape banget!”

“sampe keringetan gituu… nih minum dulu…” Rio memberikan sebotol air mineral pada Ify. Ify menerimanya lalu meminumnya.

“makasih kaa” Rio tersenyum.

Rio mengambil handuk kecil yang dikalungkan di leher Ify. lalu mengelap keringat Ify yang terus menerus mengucur itu.

“yaampun Fy, baru setengah jam aja muka kamu udah merah banget gitu…”

Ify memperhatikan Rio yang sedang mengelap keringatnya. Baik sekali cowo ini. mau mengelap keringat kekasihnya. Biasanya cowo yang meminta untuk dibersihkan keringatnya oleh gadisnya. Tapi ini?

Ify semakin sayang saja pada Rio. Ini adalah salah satu perbedaan yang dimiliki Rio dari cowo-cowo lainnya. Ify tersenyum melihat Rio.

“kenapa kamu senyum-senyum???” tanya Rio seraya menurunkan tangannya dari wajah Ify..

“engga, aku makin sayang sama kamuuu…”

“kok bisa?”

“kamu tuh baik baget siiih….”

“baik apanya?”

“kamu mau aja ngelapin keringet aku… harusnya kan aku yang kaya gitu ke kamu.”

“yaampun Fy, yaiyalah… aku kan sayang sama kamu…. Ga apa-apa kan kalo aku perhatian sama kamu?”

“gapapa banget hehe, kamu emang ga cape???”

“engga”

“yaudah kalo kamu mau lanjutin. Aku mah di sini aja. Capeeee…”

“ga mau ah , aku mau nemenin kamu di sini.. ntar kalo kamu aku tinggalin, terus ada orang jahat yang mau nyelakain kamu, kamu malah kenapa-napa lagiiii…..”

“ehem, tau aja kalo ada orang jahat yang mau jahatin pacarnyaaa…” tiba-tiba seseorang berbicara. Rio dan Ifypun langsung menoleh ke arah suara.

“mau ngapain lagi sih lo!??” bentak Rio.

“seperti yang lo bilang tadi, gue mau jahatin cewe lo!”

Rio langsung berdiri. “ga puas puas lo ya Zev gangguin cewe gue!!”

“gue ga akan pernah ! sampe cewe lo ini menderita! Dan sampe gue bisa ngedapetin lo!”

Rio tertawa meremehkan “silahkan deh elo berharap sampe mampus!!!”

Zevana mengepalka tangannya kuat-kuat. Tidak terima di remehkan seperti itu oleh Rio. ia menatap tajam rio.

“kalo gue ga bisa dapetin lo, berarti cewe ini (nunjuk Ify) juga ga boleh dapetin lo!!!”

“lo mau ngapain gue? hah?? Lo pikir gue takut!!” Ify angkat bicara.

“PLAAAAAAAAAAAAAK” Zevana melayangkan tamparannya yang maha dahsyat ke pipi Ify.

“berani lo ya nyentuh Ify!!!?” bentak Rio.

“lo pikir gue takut!!? ENGGA !!!”

“eeer!! PERGI LO !!! sebelum emosi gue memuncaaak!!!”

Zevana tersenyum licik. Lalu berbalik badan, dan melangkah menjauh.

Selepas perginya Zevana, Rio langsung menarik ify ke dalam pelukannya. Memeluknya dengan sangat erat. Seakan takut kehilangan Ify.

Zevana berhenti melangkah, lalu menyaksikan adegan Rio dan Ify itu. tagan kirinya mengepal sangat kuat. Ia tidak suka melihatnya. Tangannya kanannya menggenggam pisau lipat yang sudah ia persiapkan sejak tadi.

Ia berjalan perlahan menuju ke arah Rio dan Ify. karena posisi Rio membelakangi Zevana dan Ify yang melihat, Ifypun berteriak….

“ka Rio, AWAAAAS !!!!!” teriak ify.

JLEEEEEEP

Bersambung ………

Author: Amel^^
Facebook: Amelia Astri Riskaputri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar