Senin, 26 Maret 2012

Putih Abu-Abu "Part 3"

***
"Lo knp gk bilang sih, Priss? Serem lg mukanya hiii" Ify bergidik ngeri sambil membenarkan posisi duduknya

"Kayaknya td kan gue udh blg..... duduk klo mau selamet, eh malah lo bantah.. ya begitu deh" jawab Prissy.....

"Hah? hehe emang iya ya? Perasaan lo gk ngomong apa apa sama gue.." Kata Ify kekeh

"Yee, lo tuh klo gue bilangin ngeyel deh. Terserah lo aja deh.." jawab Prissy mengalah

"Hei, kamu! Ngapain ngobrol sendiri?" Tanya Rio -Sang Ketua Osis-

"Saya ngomong sama temen saya kok, kak. Emang saya gak waras apa ngomong sendiri" jawab Ify polos. Prissy menepuk jidatnya -lagilagi- Ify masuk ke dalem jurang dalem-_- fiuh, Prissy hanya berdoa dalam hati supaya Ify gk bnrn jatuh ke dalem jurang

"Hei! Memangnya saya bodoh! Saya juga tau kalo kamu sedang ngobrol dengan teman sebangku mu! ngomongin apa kalian?" Tanya Rio galak

"Kakak kepo banget deh! Urusan cewek, kak. kakak mau tau? Apa jangan-jangan kakak ngefans lagi sama saya, sampe kepengen tau bgt?" Tantang Ify

"Ify!!" jerit Shilla, Sivia, Pricilla berbarengan

"Lo tuh bener-bener bikin gue emosi, ya!? Buat apa gue ngefans sama cewek kayak lo? Penting gitu? Gue juga udah punya pacar kali" Jawab Rio kesal

"So what? Kakak itu deardiary banget ya? Yaudah deh kalo kakak patah hati ntar cerita sama aku aja kak! aku siap bersedia kok!" Jawab Ify sengan pasang muka lugu

"Haduh lo itu bikin darah gue naik ya!? Emang lo siapa sih? Punya kakak dsini? Siapa namanya? Kelas berapa?" Tanya Rio galak

"Febby Rastanty kelas XI.A" jawab Ify santai.. Rio melotot! Hah?! Febby pe-dancer yang dibangga-banggain sama sekolah punya adek belangsatan kayak dia?! Gila kali ya!

"hah? Febby? Sumpah lo adeknya Febby? Bukannya adeknya Febby cuman 1 ya? Itu juga cowok! Ngaku-ngaku aja lo!!" tolak Rio mentah-mentah

"Aduh, kakak yang gaktau siapa namanya yang ganteng dan manis tapi galak+bawel gue tuh bener adeknya dia~ Enak aja trus gue dianggep apa dong? Lo tuh gakpercayaan banget deh" jelas Ify panjang lebar. Mulut Rio terus menganga lebar.. Sampai akhirnya......

"Tutup tuh mulut! Tadi ada laler, ntar kalo masuk bahaya" ucap Ify sambil menutup mulut Rio. Rio yg merasa dipermalukan hanya menahan amarahnya..

"Eldwin, emang bener Febby punya adek yang namanya....." tanya Rio

"Ify" sela Ify cepat

"Ah bodoamat mau nama lo ify kek ufo kek apalah.. Intinya, emang bener, Dwin?" tanya Rio lagi. Eldwin menganggukan kepalanya..

"Yoman, yo. Adeknya kan ada 2 satu cewek satu lakii.. Masa lo gaktau sih? Diakan personil girlbandnya Febby juga" jawab Eldwin.. Rio membulatkan mulutnya

"Yaudah bodoamat deh mau lo siapa gak penting.. Duduk semuanya!! Saya akan menjelaskan......."

KRINGGGG

Bell SMA Idol School berbunyi!! Tanda istirahat.. Rio merutuk kesal

"Kak udah istirahat tau!! Abis istirahat aja deh menjelaskannya.. Gak baik loh kak istirahat di tunda-tunda" ucap Ify dengan senyum manisnya..

"Gara-gara lo nih, Ufo!!! Sudah-sudah nanti sehabis istirahat saya lanjutkan!" ucap Rio tegas lalu berlalu keluar bersama 'geng' nya

***
Kantin

"Fy! Sini aja" panggil Febby. Ify mengangkat jempolnya, tiba-tiba....

BRUUUKK

"Ohmygod! Kayaknya hari ini, hari sial gue deh guys" ucap Ify sambil membersihkan tumpahan jusnya

"Lo tuh gimana sih?! Jalan liat-liat dong! Gak punya mata apa? hah? Liat nih baju gue kotor" ucap perempuan itu dengan galak.. Ify melengos sebal.. Kotoran juga baju gue -rutuknya dalam hati

"Maaf kak" pinta Ify

"Maaf maaf enak aja lo minta maaf begitu doang.. Liat nih baju gue jadi kena korban!" kata perempuan yang -merupakan kakak kelasnya- Tiba-tiba dia mengambil segelas jus dan 'byuuurr' tumpahlah jus itu ke baju Ify.. Ify kesal karena dipermalukan oleh kakak kelas tadi didepan banyak orang.. Air mata Ify mengalir deras. Teman-temannya tidak bisa berbuat apa-apa karena yang sekarang dihadapannya adalah 'Sang Senior' sementara mereka adalah 'Junior' yang berarti dibawah kekuasaan para 'Senior'

"kak, kakak tuh childish banget sih!? Cuman jus tumpah di baju kakak sedikit aja kok repot.. Sementara aku yang sampe kakak siram begini gak marah kan kak sama kakak!! Aku tau kakak 'senior' tapi berarti kakak bukan bisa semena-mena sama para 'junior' kan kak.. Kakak kira ini lucu? Hah? Gak lucu tau gak!! Aku benci kakak!" ucap Ify sambil terjerit-jerit dan berlari menyeruak para kerumunan yang sedang mengumpul dan melihat kejadian tadi

"Loh? Prissy, Shilla, Sivia? Ify-nya kemana? kok pada ngumpul disini sih? Ada apa?" tanya Febby yang berhasil menyeruak kerumunan

"Itu tadi, Ify nabrak kakak kelas itu terus ketumpahan jus abis itu dibales lagi sama kakak kelas itu, badan Ify diguyur jus semua, kak!" jelas Shilla. Febby terhenyak, berani-beraninyaa dia mempermalukan adiknya. Febby melangkahkan kakinya kearah -perempuan tadi-

"Heh Dea, lo bisa gak sih gak usah mempermalukan adek gue di depan banyak orang?! Lo tuh emang 'senior' yang paling gak punya perasaan ya! Lo kira enak di tumpahin jus gitu? Gue bingung kok Rio mau ya pacaran sama cewek 'psikopat' kayak lo.. Gak ada bagus-bagusnya" ucap Febby sambil memasang muka marah..Dea -perempuan tadi- adalah kakak kelas yang menurut para 'junior' nya paling galak, nyebelin, serem, dll adalah pacar -sang ketua OSIS- yaitu Rio.

"Heh, Febb maksud lo apa ngatain gue 'psikopat'? hah? lo cari ribut sama gue? oh dia adek lo ya? pantesan sama-sama sok cantik&sok polos. Adek sama kakak, sama aja. bye Febby!" ucap Dea dan meninggalkan kantin bersama kedua temannya. Febby hanya bisa merutuki kepergian Dea dkk.

"Kak, ayo cari Ify! Kasian dia" ucap Shilla. Yg lain mengangguk setuju. Febby mengikuti dibelakangnya.

***
Terdengar desakan seorang perempuan menangis di taman belakang sekolah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki melewati taman itu.

"Eh, kok kyk ada suara tangisan cewek?" Gumam Laki-laki itu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengecek taman

"Gue cek aja deh" ucapnya. Tiba-tiba ia terkejut melihat perempuan basah kuyup yang habis di guyur jus alpukat.

"Ifyy" pekiknya. Yang dipanggil pun menoleh. Yap dia adalah, Ify. Dia berdiri dan langsung mengusap airmatanya dengan kasar

"Ngapain lo kak disini?" Tanya Ify ketus. Berusaha menutupi kesedihannya.

"Yee gue lg jalan-jalan aja. Nah lo ngapain disini? Mana baju basah kuyup sama jus. Lo abis dikerjain? Hahaha" sahut laki-laki itu sambil diseringai tawa kecil. Ify mendengus sebal

"Heh, enak aja lo! Mana ngetawain gue lg! Ini tuh ditumpahin jus sama senior tau" jawab Ify sambil memanyunkan bibirnya. Rio berhenti tertawa

"Hah? Senior? Siapa namanya?" Tanya Rio.

"Males gue ngasih tau lo. Kayak peduli aja lo" jawab Ify acuh tak acuh.

"Serius nih gue nanyanya. Kalo anak osis ntar biar gue hukum" ucap Rio

"Gue gaktaulah. Orang gak sengaja nabrak dia kok. Eh dia ngomel-ngomel sama gue. Trs dia numpahin jus temennya ke gue. Katanya sih senior yg paling ditakutin. Lo tau?" Jelas Ify. Rio hanya mengangguk mengerti.

"Dea and the gang?" Tanya Rio santai

"Maybe. Lo kenal?" Jawab Ify

"Dia cewek gue" ucap Rio, yg membuat Ify ternganga

"Oh pantes. Gak heran gue" sahut Ify. Rio menengokan kepalanya ke arah Ify

"Gak heran kenapa?" Tanya Rio.

"Sama-sama nyebelin. Ups. Hahaha" jawab Ify diseringai tawa kecil. Rio tersenyum kecil melihat Ify tertawa dan masih menatap Ify.

"Eh udah apaansih lo kak. Ngeliatin gue gitu banget" ucap Ify yang merasa risih karena diliatin Rio daritadi.

"Gapapa. Lo lucu kayak anak kecil" sahut Rio sambil mengusap pelan puncak kepala Ify

"Ihh, apaansih kak Rio ah" jawab Ify sambil menepis pelan tangan Rio. Tiba-tiba Rio melepas jaket yg sedang dipakenya. Dan diberikan kepada Ify.

"Nih pake, daripada nanti lo masuk angin" ucap Rio tulus. Ify mengambil jaket itu

"Hehe makasih kak" jawab Ify lalu memakai jaket Rio. Rio tersenyum

"Sama-sama, Fy. Udah masuk tau. Ayok ke kelas. Sekalian gue pengen nerusin yg tadi" ucap Rio. Ify mengangguk pelan.

"Kak, maaf yah buat yang tadi" pinta Ify dengan muka melas. Rio mengusap poni Ify dengan lembut.

"Gapapa, Fy. Santai aja" ucap Rio. Ify tertawa kecil. Ternyata ada sepasang mata yang mengikuti Rio dan Ify sedaritadi.

***
Kelas Ify.

Satu kelas dibuat gempar oleh RioIfy yang masuk ke kelas bersama. Bukankah tadi mereka berantem? Kok skrg bisa ke kelas berduaan? Berbagai pertanyaan dibenak anak-anak kelas. Dan pastinya Gabriel dan Cakka yg sedang berada disitu juga sangat amat terkejut.


Ify melaju kearah tempat duduknya. Sementara Rio berdiri di depan kelas. Ify menduduki bangkunya. Tiba-tiba ketiga temannya menatap Ify bingung dan seperti ingin bertanya sesuatu tetapi mereka takut diomelin sama senior.

"Oke adik-adik, saya lanjutkan yang tadi. Jadi tujuan saya dan teman-teman saya kesini adalah untuk membagikan formulir ekstrakulikuler disekolah ini. Dan besok akan ada demo ekstrakulikuler di lapangan. Satu siswa wajib mengikutin satu ekskul. Mengerti? Ada pertanyaan?" Jelas Rio. Sementara teman-temannya membagikan formulir ke setiap siswa. Shilla mengacungkan tangannya keatas.

"Ya?" Sahut Rio.

"Emang wajib ya kak ikut ekskul?" Tanya Shilla. Rio mengangguk cepat

"Wajib. Beberapa ekskul juga bisa menambah nilai kalian. Sudah tidak ada pertanyaan kan? Saya dan teman-teman saya pamit. Permisi" pamit Rio. Shilla mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Eh lo pada mau ikut ekskul apa?" Tanya Prissy.

"Gue paling cheers, gaktau jg deh" jawab Shilla.

"Gue music mungkin. Lo, Fy, Priss?" Sahut Sivia

"Basket atau ngga sama sekali" jawab Ify

"Gue music juga, Vi" jawab Prissy.

"Gila lo, Fy. Berani ngga ikut ekskul?" Ucap Shilla. Ify mengangguk

"Lagi, apasih guna ekskul? Nyape-nyapein doang" jawab Ify. Ketiga temannya mengangguk

"Iya juga sih ya. Tp mau gmn lagi" ucap Prissy yg diangguki Shilla dan Sivia.

KRIIINGGG (anggep aja bel)

Bel pulang sekolah berbunyi Ify dkk bergegas merapihkan tas mereka

"Pulang naik apa, Fy?" Tanya Prissy.

"Dijemput sama supir paling. Lo, Priss?" Jawab Ify.

"Gaktau. Eh main yuk, gue pgn nginep dirumah lo nih" ucap Prissy. Ify mengangguk

"Yaudah nnti gue anterin lo izin sama ambil seragam sekolah. Ayok, Priss" ajak Ify

"Eh Fy, Priss gue duluan yah udah dijemput tuh. Bye" pamit Shilla. Sivia mengekor dibelakanga Shilla.

"Gue juga. Bye" pamit Sivia.

Sekarang tinggal Prissy dan Ify. Tiba-tiba pintu kelas tertutup dengan kencang. Seorang perempuan memasuki kelas mereka dan menggebrak meja dengan kencang.

"Heh lo! Ngapain pake jaket cowok gue?" Tanya perempuan itu. Nggak tau kenapa nyali Ify jadi menciut. Ruangan yg agak gelap membuat Ify takut dan melemas.

"It.... Itu.. Tadi kak Rio kasih pinjem aku" jawab Ify terbata-bata. Cewek itu mendengus sebal

"Kenapa lo jawabnya gugup? Takut? Tadi aja di kantin nyali lo gede" Tanya cewek itu yg tak lain adalah cewek yg tadi menumpahkan jus ke baju Ify

"Priss, tolong nyalain lampu, Priss. Pliss gue mohon, gue takut" lirih Ify pelan.

"Jadi, hmm lo takut gelap ya? Seru nih!" Ucap cewek itu. Tubuh Ify melunglai, Prissy segera mendudukan badan Ify di kursi.

"Kak, udah tolong cukup. Ify gakuat sama gelap. Pliss, tolong nyalain lampunya" ucap Prissy yg sudah hampir mau menangis karena khawatir akan keadaan Ify. Kakak kelas itu semakin tertawa. Dan 'klik!' Semua lampu mati! Prissy makin panik gak karuan. Dia mengeluarkan handphonenya dari saku dan mencoba menelfon Febby.

"Ayodong kak Febby angkat. Ayo angkat" gumam Prissy

"Halo. Kenapa Priss?" Sahut Febby dari sebrang sana. Hati Prissy lega.

"Kak, aku sm Ify dikunciin dikelas. Dan Ify pingsan. Kak tolong ksini ya" pinta Prissy

"Pingsan kenapa, Priss?..... Tuuttt.... Tuttt" belum selesai Febby bicara hubungan telfon itu pun terputus. Prissy makin bingung gak karuan. Ternyata handphone Prissy lowbat.

Tiba - tiba ada suara dari luar sepertinya memanggil mereka berdua.

"Prissy, Ify. Kalian di dalem?" Ucap kakak Ify. Yaitu Febby.

"Iyaa kak. Kak tolong bukain" pinta Prissy.

"Aku cari bantuan sebentar yaa" ucap Febby.

Prissy menepuk-nepuk pelan pipi Ify.

"Fy bangun Fy. Jangan bikin gue khawatir dong, Fy. Ayo bangun" ucap Prissy. Selang 5 menit kemudian Ify mulai membuka matanya(?)

"Kita dimana Priss?" Tanya Ify dengan suara serak

"Kita masih di kelas, Fy. Kak Febby lagi cari bantuan" jawab Prissy. Ify mengangguk lemah

"Priss pusing Priss" rintih Ify. Prissy makin tak karuan!

"Iya, Fy. Sabar, bentar lgi kak Febby ksini kok" ucap Prissy menenangkan Ify. Dan.....

BRAAAAK

Pintu kelas di dobrak. Ify mengerjap-ngerjapkan matanya. Prissy menghembuskan nafasnya.

"Ayo Fy kita keluar" ajak Prissy

"Gue gakuat, Priss. Badan gue lemes banget" rintih Ify. Akhirnya Prissy membopong Ify keluar dengan dibantu Febby dan dua orang laki-laki

***
Parkiran

"Makasih ya, Yo, Cakk udah bantuin gue tadi. Gue duluan ya" pamit Febby kepada kedua laki-laki itu. Yaitu, Rio dan Cakka.

*Flasback On*

Febby panik dan tergesa-gesa mencari bantuan. Dia ke ruang guru tapi nihil! Tidak ada siapapun! Dan akhirnya dia memutuskan ke ruang osis. Biasanya anak osis suka ada yg pulang telat. Dan benar saja dugaan Febby! Rio dan Cakka masih ada di dalam ruangan Osis.

"Hoshh.... Hoshh... Yo, Cakk" panggil Febby. Kedua orang yang merasa dipanggil namanya itu menoleh ke arah pintu. Dan mereka melihat Febby berdiri sambil mengatur nafasnya di ambang pintu

"Tenang, Febb tenang. Kenapa lo? Kok belom pulang?" Tanya Cakka. Febby menghampiri Rio dan Cakka.

"Itu.... Adek gue sama temennya..... Hossshh. Di kunciin di kelas samaa senior.. Hoshh" jelas Febby.

"Siapa? Ify? Sama siapa?" Tanya Rio khawatir

"Iyaa Ify sama Prissy" jawab Febby

"Yaudah ayok ke kelasnya. Ngapain masih disinii" ajak Cakka. Akhirnya mereka bertiga memutuskan ke kelas Ify dan Prissy

*Flashback Off*

"Sip sama-sama, Febb. Gue cabut ya sama Rio. Bye" ucap Cakka dan diangguki oleh Rio

"Ati-ati ya Yo, Cakk" sahut Febby. Keduanya mengangguk dan meninggalkan Febby. Febby memasuki mobilnya

*To Be Continue*

Kamis, 23 Februari 2012

OMAIGAT! Gantengnya Ketua Osis Gue "Part 1-C"

***
      Hari terasa lebih panas dari biasanya. Namun begitu, tidak ada toleran bagi anak baru. Ify beserta teman-temannya yang lainnya  tampak sedang baris di tengah lapangan. Agenda MOS kali ini adalah perkenalan para senior, lebih tepatnya anak-anak OSIS. Satu-persatu mereka memperkenalkan namanya masing-masing. Hanya nama dan jabatan OSIS saja karena data-data yang lain adalah tugas dari murid baru untuk mencari tahu sendiri, tidak hanya itu mereka juga harus meminta tanda tangan.

      "Ya ampun! Mereka benar-benar cakep. Wih! Apalagi si Emir! Sumpah, gue cinta banget sama dia!" kata Shilla, adik Eldwin. Huh! Gak abang, gak adek, emang paling jago kalo ngeliat barang bening dikit, batin Ify.

      "Biasa aja sih Shilla! Gak usah segitunya juga!"

      "Lo gak tau sih! Di sini tuh emang si Emir yang paling cakep dan paling disukai. Terkenal juga sih. Gak ada deh yang bisa ngalahin dia. Kecuali si ketua OSIS itu, tapi seandainya gue harus milih pun, gue tetep milih Emir Oh, akan Emir cintakuuuu..." Shilla kembali menggila.

      Ify cuman bisa geleng-geleng kepala melihat kegilaan sahabatnya, lalu kembali memusatkan perhatian ke depan. Sekarang giliran si nona jutek. Hahaha! Ify masih belum bisa ngelupain kejadian di ruang sekretariat kemarin.

     "Saya Dea Christa Amanda. Ketua Sie Humas."

     Ify manyun, nama yang centil, batinnya.

     "Saya Emir Mahira Salim. Ketua Sie Olahraga."

     Lelaki pujaan Shilla maju dan memperkenalkan diri. Bisa diduga reaksi Shilla gimana. Agak lebay sih, seperti biasa. Pake tepuk tangan segala, lagi!

    Sekarang giliran Rio maju.

    Ify cengengesan memerhatikan sahabatnya itu. Sedangkan teman-teman ceweknya terlihat sangat histeris dan saling berbisik satu sama lain. Sayang Ify sudah tahu semua tentang Rio jadi dia tidak sehisteris mereka.

    "Saya Mario Stevano. Ketua Umum OSIS angkatan 2008-2009."

    Seketika Ify menoleh ke arah Rio hingga pandangan mereka bertemu. Rio tersenyum canggung.

    "Ketua OSIS?" tanya Ify pelan. "Apa gue gak salah denger?"

    Tiba-tiba pandangan Ify memburam, segalanya berubah menjadi gelap.

    "TOLOOONG!!! ADA YANG PINGSAN!!"

***

     Ruang UKS saat itu sedang sepi, hanya ada Shilla yang duduk di tepi ranjang dan Ify yang berbaring di sampingnya. Shilla memijit telapak kaki Ify.

     Ify membuka matanya perlahan. Kepalanya masih agak pusing tapi dia terjaga juga karna nyium bau minyak kayu putih yang dioleskan Shilla ke hidungnya.

     "Ify lo ydag sadar? Sukurlah, Fy... gue udah bingung banget harus gimana kalo lo gak sadar juga." Shilla tampak lega melihat Ify mulai tersadar.

     "Sori udah ngerepotin lo, gue tadi lupa sarapan" Ify memaksakan bicara dengan kondisinya yang sangat lemah. Tiba-tiba pintu UKS terbuka dan setengah berlari Rio muncul di balik pintu dengan napas ngos-ngosan.

      "Lo gak papa kan, Fy?" tanya Rio khawatir.

      "Eh... gak kok. Gue lemes aja"

      "Ify tadi gak sarapan, makanya dia pingsan" Shilla menimpali.

      "Kalo gitu tunggu bentar, gue ke kantin dulu beli sarapan buat lo" Rio hendak pergi namun Shilla buru-buru mencegahnya.

      "Biar gue aja, kebetulan gue juga laper" ucap Shilla dengan senyuman yang agak dibuat-buat. Setelah meminta Rio untuk menemani Ify, Shilla segera beranjak menuju Kantin.

      "Rio, tau nggak lo, sebelum pingsan tadi gue ngayal yang enggak-enggak tentang lo. Gue ngerasa lo bilang ke gue kalo lo adalah ketua OSIS. Gak mungkin banget kan, Yo?" Ify tertawa mengingat hayalannya tentang Rio, tapi, ngeliat reaksi Rio yang tidak seperti biasanya, Ify berhenti tertawa.

      "Kenapa sih lo? Diem mulu, sariawan ya......."
 
      Rio yang dari tadi menunduk kini menatap Ify.

      "Lo gak ngayal Fy, gue... gue emang ketua OSISnya"

      Mata Ify membulat, mulutnya terbuka, "Berarti selama ini lo boongin gue?"

     "Gue nggak maksud....."

     "Intinya lo boong, cuman itu yang perlu gue tau!" kata Ify sambil berusaha bangkit.
     Rio menahan Ify, namun segera ia menepis tangan Rio.

      "Lo tau kan gue paling gak suka sama yang namanya boong? Kenapa masih lo lakuin juga sama gue?" tantang Ify. Rio hanya mematung, tidak bisa menjawab

      "Pokoknya, gue benci banget sama lo! Mulai sekarang jangan pernah temuin gue lagi! Anggap aja kita gak saling kenal!" Ify meninggalkan Rio yang masih mematung

***
Haloo!!:D yang ini murni repost-an aku dari novelnya kak Ribka Adelina yaaa:)
Jadi ini bukan murni aku yang buat:-D 
Kalo mau murni yang aku buat cek aja Note yang 'For You' dan 'Putih Abu-Abu'
Thanks for visit and read yaa:)


Keep follow us @PritaAprnti


-Prita

Putih Abu-Abu "Part 2"

****
Kelas X-A

"Pagi everybody!!" ucap Ify riang sambil berjalan ke bangkunya

"kenap neng? Senyam senyum sendiri! Kayaknya lagi happy nih" jawab Prissy

"Ahaha biasa aja kali. Tiap hari gue juga gini kan pas SMP? Kayak gaktau gue aja" Ify cuman cengarcengir.. sambil mengeluarkan I-Phone dari sakunya

"By the way.. Lo udah tau belom Shill, kl anak OSIS tuh ganteng2 semua?!" tanya Prissy

"WHAAAT?!! AH KOK LO GAK BILANG GUE SIH CILL! GANTENGAN MANA SAMA JUSTINKU TERSAYANG?!! JADI PENASARAN.. JAWAB DONG CILL"  tanya Shilla sambil berdiri di tas meja dan loncat-loncat gakjelas. Yang lainnya hanya menahan tawa dan menggelengkan kepalanya.

"eh turun! Malu-maluin aja lo, Shill!" perintah Sivia yang sangat kesal melihat tingkah laku Shilla. Buru-buru Shilla melompat dari atas meja sambil cengar-cengir gak jelas-__-

"eh.. hehehehe maaf maaf.. biasalah penyakit" ucap Shilla nyengir

"penyakit dibiasain.. disembuhin dong non" ucap Ify sambil berdiri dan siap melangkah ke arah pintu

"eh, fy lo mau kemana? Ikut dong!!" pinta Shilla sambil mengejar Ify..

***
Ify-Shilla

"Shill, temenin ke kantin dong ayooo!!" rayu Ify..

"yahh tapi gue males nanti kalo ketemu cowok sinting itu gimana?" tanya Shilla sambil memasang muka cemberut

"Yeehh siapa sih? Kak Cakka? diakan termasuk anak OSIS tau, Shill! Mana mungkin keliaran di kantin.. Ada-ada aja lo, ayo dong Shill temenin yaaah yah?" rayu Ify sekali lagi, kali ini Shilla terbujuk dengan muka melas -khas Ify Alyssa-

"Gak usah pake pasang wajah melas deh! Jelek tau! Ayo gue anterin!" ajak Shilla menarik tangan Ify. Ify tersenyum puas

****
Ruang OSIS

"MOS ngapain aja hari ini?" tanya sang -Ketua OSIS-

"Aduh gimana sih pak ketua masa gaktau jadwal hari pertama ngapain" ucap temannya

"Udah deh lama amat, tinggal jawab doang!" perintah Ketua OSIS dingin..

"Iya.. iya.. maap" pinta temannya.. Kemudian ia menjentikkan jarinya "Lo tuh hari ini ke kelas X bagiin formulir ekskul, trus abis itu demo ekskul dilapangan" ucap temannya sambil memainkan handphonenya

"Yaudah, lo bertiga temenin gue. Cabut!" perintah sang ketua

"Gue males ah yo, lo ama Iel aja nohh" ucap temannya.. -Iel- yang disebut-sebut namanya langsung menengok kearah sang ketua dan temannya

"Yaudah deh ayok yo! Lo ikut gak, Vin?" tanya Iel.. kepada satu temannya -lagi-

"Ikut, Yel. Lo yakin, Cakk sendirian disini? Kalo ada yang nemenin lo sambil nangis-nangis gimana? Terus abis itu pas lo mau keluar pintunya gak bisa di buka gimana? Trus......." belum sempat Alvin melanjutkan kalimatnya, Ia telah dilempar bola basket yang berada di ruang khusus 'CRAG'. Alvin meringis kesakitan

"Sialan lo, Cakk. Kalo idung gue pesek kayak si ketua gimana? Udah ayo ikut aja deh! Lama deh lo" ucap Alvin sambil memegangi kepalanya yang terkena 'lemparan bola Cakka'

"Ketua? Mau dipecat jabatannya nih?" ancam -sang Ketua-

"Ehh, hehehe maaf deh ketua mancung kok" ucap Alvin memohon dan mem 'v' kan jari telunjuk dan jari tengahnya. Cakka dan Iel hanya menahan tawanya.. Sampai akhirnya.............

"BUAKAKAKAKAKAKAKA" tawa Cakka dan Iel meledak. -Sang Ketua- hanya melengos sebal karena ulah teman-temannya

"Itu mah bukan memuji, Vin! Tapi nyindir!! Wakakaka, cabut!!" kata Iel dan Cakka lalu mereka kabur keluar sambil lari, hingga..............

BRAAAAKK

Cakka dan Iel menabarak dua orang...

"Aduh elo berdua bisa gak sih jalan pelan-pelan!!! Liat nih rambut gue rusak-kan?!! Ah!! Ayo, Fy pergi!!!" ajak si cewek itu....

"Aduhh maaf yaa maaf, tadi lagi emergency banget sumpaah!! Maaf bangeet" ucap Cakka menyesal.. Kini si cewek itu berusaha berdiri dan merapihkan pakain serta rambutnya.... Cakka ternganga, tak percaya bawa cewek itu adalah...... Shilla!! Cewek yang sering dia jailin di SMP dulu, di komplek rumah juga. Cakka terdiam. Tidak bisa berbicara apapun lagi.. Ify dan Gabriel pun juga, Seketika di antara mereka hening.

1detik

2detik

3detik

"OHMAYGOD! Kenapa di dunia ini gue harus ketemu elo lagi, sih? Aduh bikin enek banget!" seru Shilla sambil merapihkan rambutnya


Aku tak mau bertemu kamu
Yang slalu mengganggu ku
Buat hari ku tak menentu
Aku benci kamu


"Maaf deh, Shill! Maaf ya cantik.. Gak lagi deh, yayayaa?" pinta Cakka sambil mengedipkan matanya. Iel yang berada di sampingnya hanya cekakak cekikik sendiri

Shilla bergidik ngeri.. "Najis deh gue.. Gue tau lo fans gue, tapi gak usah begitu dong. Jijik gue ngeliatnya, ayok Fy! Cabut! Selera makan gue jadi ilang deh! Kan gue bilang........" belum selesai Shilla berbicara.. Tiba-tiba dua orang dateng dari arah Gabriel dan Cakka

"Eh, lo ngapain disini? Gue ama Rio cariin juga! Lagi reunian ya?" tanya Alvin yang baru datang bersama sang -ketua- yang bernama Rio.

"Enak aja lo reunian, ini gue sama Cakka tadi nabrak nih cewek berdua.. Terus satu cewek ini marah-marah ke Cakka" jelas Gabriel sambil menunjuk Shilla. Shilla yang merasa ditunjuk merasa kesal..

"Eh gak usah nunjuk-nunjuk dong! Gak Cakka, gak temennya emang nyebelin semua! Ish" ucap Shilla kesal sambil menepis tangan Gabriel keras. Gabriel meringis kesakitan.

"Udah dong, Shill jangan marah-marah terus.." bisik Ify ditelinga Shilla

"Eum, sorry ya kak Shilla lagi badmood makanya marah-marah terus.. Kita duluan ya" pamit Ify sopan sambil menarik pelan tangan Shilla. Shilla yang ditarik tangannya hanya diam dan memasang muka cemberut

"Ify, ih lepasin dong! Gue pingin bales dia nih!!!" ucap Shilla sambil melepas cengkraman Ify yang tadinya pelan sampai kencang.. Tangan Ify berdarah......

"Udah dong! Lo jangan sampai lepas kendali! Suka kebiasaan deh! Liat nih tangan gue jadi korban! Ayo udah balik ke kelas aja deh!" perintah Ify keras ke Shilla. Shilla terdiam dan menunduk.. Skak! hanya Ify yang bisa menghentikan kelakuan Shilla yang -sudah lepas kendali-

****
CRAG

"Eh, bro tuh cewek yang lo sering cerita ke kita?" tanya Alvin menatap Cakka. Cakka mengangguk

"Parah lo, disekolah aja masih di godain.. Gimana di komplek rumah.. hahahaha" seru Gabriel sambil tertawa

"Gak lucu! Udah ayo keliling! Kelamaan lo" ucap Rio -Sang Ketua-

"Maaf deh pak ketua 'MANCUNG' hahaha" jawab Cakka sambil menekankan kata 'mancung' dan langsung cabuuuutttt

"Sialan tuh, Cakka!" seru Rio mendengus sebal.. Lalu Rio, Alvin, dan Gabriel pun mengejar kepergian Cakka

****
Ify-Shilla

"Fy, tangan lo bener gakpapa ? Mending kita ke UKS aja deh.. Biar gue obatin" pinta Shilla. Sedaritadi Shilla hanya merayu Ify yang tidak mau di obati -luka ditangannya- Shilla terus merayu Ify

"Udah gak usah! Nanti temenin gue ke koprasi aja deh beli hansaplast" ucap Ify

"Oke deh.. Tapi bener nih gakpapa? Maaf deh, Fy.. Tadi gue gak sengaja!! Serius" pinta Shilla dengan mimik wajah serius. Ify menganggukan kepalanya

"Emang harus gitu kan? Udah sering gue ingetin! Makanya jangan sampe 'lepas kendali' kayak tadi, Shill. Untung gue, kalo yang lain gimana? Bisa dikatain gila lo" Shilla hanya cemberut mendengar ocehan Ify

*** Koprasi ***

"Udah belom, Fy? Ayo cepet! Gue ngeri berdiri disini daritadi.. Perasaan gue gakenak" ucap Shilla gelisah

"Udah nih. Ayo balik, alah perasaan lo doang kali" jawab Ify tenang.. Dan tiba-tiba....

"Haii Shilla.. Kita ketemu lagi ya? Kan udah gue bilang kita jodoh.. Hehehe, nanti pulang lo bareng gue ya, Shill? Disuruh tante Wiwid nih" sapa Cakka dengan senyuman 'khas'nya

"Gue bareng BLINK. Mau latihan dance" jawab Shilla acuh tak acuh

"Tuhkan bener, Fy! Ni setan muncul lagi" bisik Shilla kepada Ify

"Kak Cakka maaf yaa, kita mau balik ke kelas dulu hehehe.. Ngobrolnya taun depan lagi aja ya? bye kak Cakka" pamit Ify menarik tangan Shilla dan tersenyum lebar.. Cakka melotot kesal..

***
X.A

Ify dan Shilla memasuki kelas.. Saat akan memasuki kelas tiba-tiba Ify terdorong-dorong oleh teman-temannya.. -yang katanya sih ada anak OSIS mau ke kelas- Ify berdecak kesal sambil merapihkan rambutnya yang acak adul

"Aduh Daud.. Bisa gaksih, gak usah dorong-dorong gue? Liat nih berantakan kan!" ucap Ify kesal

"hehehe maaf deh, Fy.. Abis ada........"

"Ada apa? hah? Ada apa? Liat nih rambut gue udah kayak sarang tawon tau gak" seru Ify menggebu-gebu masih sambil merapihkan rambutnya.. tiba-tiba terdengar sebuah deheman dari depan

"ehm" ucap -Sang Ketua OSIS-

"apaan sih lo? Berisik! Ntar dulu, tanggung nih gue mau ngomelin si Daud!" jawab Ify kesal. Prissy menepuk jidatnya

"Fy, mending lo sekarang duduk deh kalo mau selamet" bisik Prissy ke Ify..

"Tanggung nih, Priss.. Bentar lagi deh serius" kata Ify menggebu-gebu

"Eh Daud kok lo mendadak bisu sih? Gak punya mulut apa? Jawab gue dong. Ihhh tau ah" ucap Ify kesal dan berbalik kedepan... Matanya membulat, 'jadi ada orang yah tadi? Mampus! Anak OSIS lagi! Malu gue malu!'  batin Ify

"Duduk!!!" perintah Rio -Sang Ketua- keras. Buru-buru Ify duduk di tempatnya

***

Taraaaa ini part keduanya!!! Gimana? Bad banget yah?!! Maaf deh ini sekedar cerita-cerita aja kok.. Aku masih amatir banget sih nulis begini:-D by the waay re-commend ke facebook ku yaa add aja 'Prita Aprianti' kalo mau di confirm inbox aku aja:-D 


-PritaAprnti

Rabu, 22 Februari 2012

Putih Abu-Abu "Part 1"

***
Pagi pun tiba. Seorang gadis cantik ini masih tertidur pulas di tempat tidurnya. Tak beberapa lama wajah gadis cantik ini di terangi oleh cahaya matahari yang telah terbit. Terdengar sebuah perintah untuk bangun dari seorang laki-laki.

"TETEH, BANGUN DONG! KAN HARI INI TETEH MOS! NANTI TELAT LOH!" ucap laki-laki itu sambil mengibas-ngibaskan selimut gadis cantik itu.

"Iya Devaa.. 5 menit ajaa. PlissPliss" mohon gadis cantik itu kepada adiknya. Deva.

"Aduh cepetan deh teh! Mamah udah ngomel tuh! Sekarang udah jam 06.00 tau!" ucap sang adik -Deva- kepada kakaknya

"Whaaat?! Jam 06.00?!! Ah gila! Mampus gua! Keluaaar gue mau mandiii" teriak sang kakak..

"Tadi aja bilang '5 menit lagi deh' giliran sekarang aja 'keluar!!!!!' dasar aneh.. Yaudah gue keluar dulu.. Cepetan yaaa teh Ipriiitt" ucap sang adik -Deva- sambil beranjak dari tempat tidur kakakanya

"Eh nama gue Ify tau... Bukan Iprit, lu kira gue jin Iprit apaaa... Rese lo dedeeep" ucap sang kakak

Ify. Lengkapnya Alyssa Saufika Umari. Putri kedua dari sepasang suami-istri yaitu Tubagus Hanafi dan Gina Sonia ini memang yang paling suka telat di banding kakak dan adiknya. Ify mempunyai kakak yang bernama Febriani Rastanty atau akrab disapa 'Febby'. Febby ini adalah pe-dancer handal di sekolahnya, selain itu dia juga sangat berprestasi dibidang akademik. Febby sekarang telah menduduki kelas XI di SMA Idol School. Sementara, adiknya Deva sekarang menduduki kelas IX dan bersekolah di SMP Idol School yang satu komplek dengan sekolah kedua kakaknya.. Ify sekarang naik ke kelas X dan dia memilih untuk masuk SMA Ido School. Katanya sih biar bisa bareng kakaknya gitu.

****
Ruang makan

"Pagi semuanya! Maaf aku telat! Biasalah penyakit lama susah ilangnya hehe" ucap Ify sambil duduk di samping kakaknya dan mengambil satu roti lalu diolesinya slai coklat

"Emang kamu tidur jam berapa semalem, teh?" tanya Papa Ify

"Engg... Jam berapa ya pah.. Aku lupa liat jam semalem" jawab Ify sambil nyengir dan siap-siap melahap rotinya. Papanya hanya menggeleng-geleng kecil melihat salah satu kelakuan putrinya

"Udah tau itu penyakit kamu. Bukannya nyoba ngilangin teh. Gimana sih kamu" ucap Mama Ify..

"Hehe susah mah.. Teteh udah terlalu biasa tidur malem dan bangun siang" jawab Ify. Panggilan sayang Ify dari keluarganya adalah 'teteh' sementara Febby dipanggil 'mbak'

"Kamu tuh kebiasaan teh. Udah minum susunya abis itu cepet berangkat sama mbak Febby. Pak Wildan udah nungguin di depan" perintah Mama Ify. Ify hanya mengacungkan jempol dan meminun susu-nya

"Mbak, Dev ayok! Mah pah kita berangkat ya! Assalamualaikum" pamit Ify sambil mencium tangan kedua orangtuanya disusul Febby dan Deva

****
Mobil

"Emang udah kebawa semua fy?" tanya Febby kepada Ify

"Udah mbaak!" jawab Ify sambil memainkan I-Phone-nya

"gak usah pake 'mbak' deh! Nanti disekolah lo kebiasaan! Ntar gue diketawain!" kata Febby sambil mengalihkan wajahnya ke BB-nya

"Hahaha.. Siap kak Febby" ucap Ify lalu mulai asik dengan dunia-nya..

Ify membuka kontak handphone-nya lalu jarinya mulai menari-nari diatas handphone touch screen-nya

To: Shilla Z
Shilla lo udah otw belom?

tak sampai 5 menit pun Shilla membalas sms Ify.

From: Shilla Z
Udah nih beibz.. Udah sampe malah! Kita sekelas nih beibz

Ify cekikkikan sendiri melihat sms Shilla

To: Shilla Z
okedeh beibz.. Gue duduk sama lo ya beibz.. Salam damai beibz

From: Shilla Z
Yah beibz anda kurang beruntung nih! Gue duduk sama Via nih beibz!! Lo sama Prissy beibz

To: Shilla Z
yah:-( okedeh beibz. see yaaa:-)

Ify tersenyum puas. Shilla tidak membalas smsnya lagi. Selang beberapa menit kemudian Ify, Febby, dan Deva telah sampai di Idol School

"Teh, mbak gue duluan ya!" pamit Deva sambil berlari kearah gerbang SMP Idol School. Ify dan Febby mengacungkan jempolnya..

Ify dan Febby turun dari mobilnya.. Semua mata terpana melihat kedua sosok dua wanita cantik ini. Siapa sih yang tidak kenal mereka berdua? Selain memegang predikat cantik, kepopuleran mereka pun tinggi. Ify dan Febby 'Blink'. Ify dan Febby yang mempunyai kepribadian yang hampir sama ini adalah dua anggota dari nama GirlBand yang sedang naik daun. Sisanya adalah Prissy, Shilla, dan Sivia. Mereka berlima adalah 5cewek tercantik di SMA Idol School. Sehingga hampir seluruh kaum adam yang melihat kecantikan mereka sampai ternganga-nga.

****

Selasa, 21 Februari 2012

OMAIGAT! Gantengnya Ketua Osis Gue "Part 1-B"

Sesampainya di dalam kamar, hal pertama yang Ify lihat adalah hapenya. Hari ini dia nggak bawa hape. Gak ada gunanya juga, toh selama MOS hape harus dititipin ke senior.

Ada 5 missed call dan 3 sms. Semuanya dari Rio, tetangga sebelah rumah yang juga teman main Gabriel. Ify tersenyum melihat nama Rio dihapenya. Padahal sebelumnya dia sudah memberitahu Rio kalau dirinya tidak membawa hape selama MOS di sekolah.

Sms Pertama:
yang, knp tlfon gue gk diangkat? Udh bngun blm lo? Ospek hari 1 lo!

Sms kedua:
gue udh nlfon 2x tpi gk diangkat jg. Udh bngun kan? udh jam 6! Awas telat!

Sms Ketiga:
gue bru inget lo gk bawa handphone. Ati-ati ya say. Ntar mlm jan lupa. Sayang kamu.

Hahaha! Ify ketawa ngebacanya. Rio emang suka kelewatan. Ke lima Missed call itu juga semuanya dari dia. Jam 05.05, jam 06.11, jam 07.21, jam 17.14 sama jam 19.34. Barusan banget dong berarti? Ohiya! Bentar lagi acara ught-acht, buru-buru Ify mengambil handuk an berlari ke kamar mandi.

Ught-acht adalah acara curhatan khusus Ify-Rio. Awalnya sih karena Ify suka banget nongkrong di balkon kamar setiap malam menikmati keindahan langit malam bertabur bintang. Dan suatu hari secara kebetulan Rio juga sedang nongkrong di balkon kamarnya yang kebetulan juga bersebelahan dengan kamar Ify. Dan sejak itu mereka sepakat untuk saling curhat di sana, ngobrol tentang apa saja setiap jam 8 malam. Mereka menyebutnya dengan nama ught-acht

*********

"... Ya bayangin aja dong Yo, gimana gue gak sebel, hari pertama masuk udah ada yang ngajak berantem. Bukannya gue gak berani, cuman masalahnya dua itu senior, anak OSIS pula! Bisa gawat kalo gue ngeladenin dia. Huh!!! Bete banget deh!"

"Trus gimana?" Tanya Rio perhatian

"Hah? Apanya?"

"Ya lanjut lah!" kata Rio bersemangat mendengar cerita Ify. Sejenak Ify memerhatikan Rio lalu tersenyum kecil.

"Ya ampun, tolong Om Hantu, jangan Ify," kata Rio gak jelas

"Apaan sih lo?"

"Ya abis lo senyum-senyum gak jelas. Gue kirain lo kesambet. Hahahaha!"

"Ah! Lo suka gitu deh! Gue kan cuman seneng aja tanggapan lo gak Iel."

"Emang tanggapan Iel gimana?"

"Ya dia ngetawain gue. Bete banget! Padahal kan harusnya dia kasihan liat gue!" kata Ify sambil manyun. Sekarang malah giliran Rio yang senyun-senyum gak jelas ngeliat Ify.

"Ah! Lo ternyata sama aja kayak dia!" Ify melotot menatap Rio.

"Hahaha! Bukannya gitu Ify syang, lo tuh jelek kalo manyun. Jadi gue ketawa ngeliat muka lo yang lucu, bukan karena ngeledekin cerita lo. Bukannya dari tadi gue udah dengerin lo. Ayo dong jangan ngambek lagi ya... ya... ya... senyum dong!" Rio memohon dengan mimik muka yang sengaja dibuat-buat.

"Ayo dong gue kan mau dnger lanjutan cerita lo. Gimana?"

"Ya gitu, terus dia ngeloyor pergi gitu aja karena di panggil oleh ketua OSIS. Harusnya gue berterima kasih sama ketua OSIS itu karena secara tidak langsung udah nyelametin gue dari omelan mak lampir itu."

"Eh, bukannya lo anak OSIS juga, berarti lo kenal sama ketua OSISnya kan?" Mata Ify berbinar seperti telah mendapat sesuatu yang sangat berharga.

"Pasti orangnya cakep banget ya Yo.. hmmm andai saja gue bisa jadi pacarnya, pasti tuh mak lampir gak bakalan musuhin gue."

Ify mulia melamun, berandai-andai sendiri, Rio yang memperhatikannya tampak senyam-senyum sendiri, entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Riooo!!!!" seru Ify yang sadar Rio sedang senyum-senyum merhatiin dia.

"Hah? Kenapa Fy?" Tanya Rio gelagapan

"Ihhh lo gak dengerin gue ya?" Ify mulai cemberut

"Iya-iya, gue dengerin lo kok. Mau jawaban jujur ato boong?"

"Ya jujur lah! Gimana sih lo?"

"Biasa aja." Kata Rio akhirnya.

"Gak mungkin! Ah, tapi setidaknya pasti lebih cakep daripada lo kan? Yakin gue!"

"Gak juga."

"Ah! Gak mungkin! paling juga lo sirik sama dia! Gue yakin banget, dia itu cakep. Emang, cowok tuh gak sportif kalo menilai orang. Apalagi sesama cowok!" kata Ify sok tau.

"Kayak cewek gak begitu aja!" kata Rio santai lalu masuk ke kamar.

Giliran Ify yang bingung. Itu anak kenapa? Ngambek? Marah? Bete? Tapi alasannya apa? Jangan-jangan dia cemburu, lagi! Hahaha! Goblok banget sih lo, Fy! Itu adalah sesuatu yang amat sangat tidak mungkin! batin Ify sambil ikutan masuk ke kamar.

Rabu, 08 Februari 2012

OMAIGAT! Gantengnya Ketua Osis Gue Versi IC "Part 1-A"

Part 1: MOS

Ify memandang berkeliling melihat ruangan tempat dia berdiri. Sepertinya dia sudah berdiri selama lebih dari 15 menit di sini. Mana sih anak OSIS yang manggil gue? batin Ify. Lama banget! Dia gak tau apa gue udah kesemutan berdiri terus! Ify ngomel-ngomel dalam hati.

Ini adalah MOS hari pertama bagi Alyssa Saufika Umari murid baru di SMA Budi Luhur Jakarta. Tadi waktu lagi baris di halaman sekolah, seseorang memanggilnya dan mengatakan bahwa dia dipanggil sama anak OSIS.

Dengan takut-takut Ify pergi ke ruang sekretariat. Selama perjalanan ke sana, feelingnya udah gak enak, karena sampai sekarang pun dia belum menemukan kesalahan apa yang sudah dia perbuat. Atributnya lengkap, barang yang diwajibkan untuk dibawa juga sudah komplit.

Tapi nyatanya, setibanya dia di sini, yang ditemukan hanyalah ruang kosong, tidak ada siapa pun juga di tempat ini. Kakinya sudah capek. Berulangkali ia menggerak-gerakkan kakinya secara bergantian mengusir rasa pegal yang mulai menjalari kakinya.

Tiba-tiba seorang cewek masuk ke ruang sekretariat, rambut lurus panjang sebahu membuat penampilannya semakin girlie. Ify melirik badge di lengan, biru tua, berarti anak kelas XII karena kuning adalah badge untuk anak kelas XI.

"Ngapain, lo?" Tanya cewek itu ketus. Dia memerhatikan Ify dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Bukannya anak baru sedang ada latihan baris-berbaris? Kenapa lo malah di sini?"

"Saya juga gak tau, Kak. Tadi ada yang nyuruh saya ke sini, katanya ada anak OSIS yang ingin ketemu saya di sini." Ify menjawab dengan hati-hati.

Mendengar penjelasan Ify, cewek itu menoleh cepat.
"Jadi, elo yang namanya Alyssa Saufika Umari?"

Buru-buru Ify mengangguk. Dalam hati ia heran kenapa cewek ini bisa tahu namanya, lengkap pula, sedangkan di topinya hanya ada tulisan kelompok Kucing-Ify.

"Jawab dong, diem aja! Punya mulut nggak sih?" cewek itu mulai nyolot.

"Eh, emh... iya, kak. Kenapa?" Tanya Ify ragu.

"Elo adiknya Gabriel Stevent, dan lo juga punya kakak, yang mantan anak sini juga, Febby Rastanty. Bener?" Tanya cewek itu menyebutkan nama kedua saudara Ify dengan lancar dan fasih. Padahal setau Ify, jarang banget ada yang bisa nyebutin nama mereka dengan baik dan benar.

"I...iiya, kak. Kenapa ya?"
Cewek itu menatap Ify tajam.

"Kalo gitu, mulai detik ini, lo resmi jadi musuh gue!" ucapnya tiba-tiba seraya ngeloyor pergi setelah namanya dipanggil oleh ketua OSIS.

********************

"Iya. Ngebetein banget, kan?! Masa di hari pertama gini, udah ada aja yang musuhin gue!" Di dalam mobil CRV yang melaju di jalan itu Ify curhat ke Gabriel abangnya yang tampak senyum-senyum nggak jelas mendengarkan cerita adiknya, membuat Ify semakin bete. Cakka dan Alvin, sahabat kakaknya juga berada di mobil itu.

"Kok malah ketawa-ketawa, sih? Gak punya sense of belonging banget sih lo sama adek sendiri?"

"Jadi gue harus gimana, Ify sayang?" Gabriel menjawb pertanyaan adiknya sambil terus menatap lurus ke depan.

"Prihatin kek, apaan kek! Pokoknya ngibur gue! Ini malag ketawa-ketawa gak jelas!" Ify manyun.

"Iya deh Gue prihatin. Udah kan?" kata Gabriel jayus.

"Aaargh! Emang nyebelin!" ucap Ify sambil nyubitin Gabriel.

"Eh, iya iya. Ampun! Gue lagi nyetir, Fy!"

"Makanya jangan nyebelin!"

"Emang kenapa sih, Fy?" Tanya Cakka akhirnya. Gak tega juga ngebiarin Ify dikacangin abangnya sendiri.

"Itu dia, Cakka. Gue juga gak ngerti. Makanya gue bete. Kalo gue emang ada salah, kan gue bisa ngerti."

"Anaknya kayak apa, sih?"

"Gak mau bilang! Paling juga ujung-ujungnya lo ngeledek gue lagi!" kata ify sebel. Cakka dan Alvin cuman bisa geleng-geleng melihat kedua kakak beradik itu nggak pernah akur

Ify dan Gabriel baru nyampe rumah sehabis maghrib. Mereka sedikit lega setelah mobil Mamanya tidak ada di garasi dan itu berarti mereka terbebas dari cecaran pertanyaan Mama mengenai keterlambatan pulang sekolah.

"Non Ify sama Mas Gabriel baru pulang?" Tanya Bik Sum yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah saat Ify akan melepas sepatu. Gabriel sendiri langsung naik ke atas, ke kamarnya.

Sepulang sekolah tadi, mereka berempat mampir ke mall, niat awalnya sih cuman makan siang doang, tapi setelah liat logo timezone, Ify yang doyan maen di sana jadi tergoda untuk mampir sebentar. Gabriel yang tidak yakin dengan ucapan adiknya karena dia tahu betul, sebentar bagi Ify adalah setara dengan 2 jam, akhirnya mebgiyakan keinginan ify setelah melihat kesedihan diwajahnya gara-gara anak OSIS tadi.

"Iya nih, Bik." Ify tersenyum ke arah Bik Sum yang sudah ia anggap seperti neneknya sendiri, karena sejak Ify masih bayi, Bik Sum telah menjadi bagian dari keluarga ini.

"Ify ke kamar dulu ya Bik, capek pengen tiduran bentar"

Bik Sum kembali ke dapur sementara Ify naik ke kamar.

************************

OMAIGAT! Gantengnya Ketua OSIS Gue Versi IC "Sinopsis"

Cewek mana yang ga bakal termehek-mehek sama pesona Rio? Udah ganteng, atletis, tegas, pinter, ketua Osis pula... OMAIGAT!!! bener-bener sosok ideal bagi cewek-cewek seantaro skul.

Nggak heran jika Ify ikutan penasaran dengan mirip ketua Osisnya yang menurut teman-temannya mirip dengan salah satu personil sm*sh. Tanpa berandai-andai, kelak akan menjadi pacar sang Ketua Osis.

Cinta akan menemukan jalannya, siapa yang menyangka jika samg Ketua Osis yang selama ini ia impikan sebenarnya adalah orang yang sangat ia kenal?

************

Rabu, 11 Januari 2012

The Power Of Love *Part 37* Last Part (Repost)

The Power Of Love *Part 37* 

Rio, Ify, Alvin, Shilla, Gabriel, Cakka, dan Oik, juga Acha berencana akan membuat sebuah maket di rumah Rio setelah pulang kampus ini. Maket ini bukan untuk tugas penting atau apapun. Ini hanya untuk bersenang-senang saja.

Alasan utama untuk berkumpul bersama. Mereka merasa semenjak mereka duduk di bangku kuliah, waktu berkumpul mereka benar-benar sangat singkat. Palingan ketika mereka duduk di cafeteria kampus. Selebihnya, mereka selalu masing-masing, sibuk sendiri-sendiri.

Maka dari itu mereka memutuskan untuk berkumpul dengan alasan ingin membuat maket. Sekalian juga ingin membuat suatu kenang-kenangan yang bisa membuat mereka ingat pada sahabat-sahabat mereka jika melihat benda itu.

Sepulang dari kampus pukul 14.00, mereka semua berkumpul di parkiran untuk segera meluncur ke rumah Rio.

“okeh, farmasi udah lengkap. Saatnya kita jalaaaaan!!!!” seru Shilla.

Yang lain mengangguk menyetujui. Merekapun langsung naik ke kendaraan masing-masing.

Hari ini mereka semua kompakan membawa motor. Katanya pengen sekalian main-main di jalan menantang adrenalin mereka. Sudah lama mereka tidak menggunakan motor mereka. Sekalian biar lebih romantis, kata Alvin dan Rio.

Namun Ify berdiri mematung di samping motor Rio. Dari dulu ia memang paling takut jika dibawa ngebut. Tadi pagi saja –ketika Rio menjemput Ify- Ify sudah menolak untuk diajak Rio naik motor. Hampir saja ia lebih memilih naik angkot daripada pergi dengan motor Rio. namun karena Rio merayu Ify dan berjanji tidak akan membawa motornya ngebut-ngebut, akhirnya Ify menyetuji, meski ternyata Rio tidak menepati janjinya -_-

Dan ia baru diberitau lagi oleh Rio dan semuanya bahwa siang ini sepulang kampus aka nada balapan seru. Tentu saja Ify menolak keras. Tetapi lagi-lagi Rio merayu Ify hingga sedemikian rupa, hingga akhirnya Ify kembali menyetujui.

Namun meski ia sudah menyetujui, bukan berarti ia tidak takut lagi. Jantungnya mulai berdegup kencang. Mengerti apa yang Ify rasakan, Rio kembali menenangkan Ify.

“hey, ayo naik.” Ajak Rio. Ify menggeleng keras. Ia benar-benar takut. Membayangkannya saja sudah takut, apalagi jika benar-benar dibawa ngebut.

“ga akan kenapa-napa, percaya deh sama aku.” Rio mencoba meyakinkan Ify kembali.

“siapa yang bisa jamin kak. Ntar kalo tiba-tiba kamu ga bisa ngendaliin motor kamu gimana?” Ify masih menolak.

“ck, kamu ga percaya amat sih sama aku. aku udah sering kaya gini Fy. Buktinya sampe sekarang aku ga kenapa-napakan??”

“tapikan kaaaak….”

“ayo naik!! Aku janji demi apapun juga, kamu akan selamat sampe di rumah aku nanti…” Ify menggigit bibir bawahnya.

“ayooo…” ajak Rio lagi.

Ify masih menggigit bibirnya dan tak bergeming sama sekali dari posisinya.

“ck…” dengan paksa Rio menarik tangan Ify untuk segera naik ke atas motornya. Mau tak mau Ifypun naik ke atas boncengan motor Rio. Dan langsung saja ia memeluk Rio dengan erat. Padahal belum saja motor itu bergerak.

Setelah semua siap di atas motor masing-masing (NB: Ify dibonceng Rio, Shilla dibonceng Alvin, Oik dibonceng Cakka, dan Acha dibonceng Gabriel) mereka segera melajukan motor mereka.

“satu, dua, tigaaaa” seru Alvin, Rio, Gabriel, dan Cakka bersamaan. Dan dengan sekejap mata, keempat motor itu sudah tak terlihat dari parkiran kampus.
*****

Keempat motor itu saling salib menyalib, dahulu mendahului, menyusuri kepadatan kota Jakarta yang meskipun pada siang hari tetap ramai meski tidak macet. Tak jarang bunyi klakson dari para pengemudi lain terdengar, bahkan ada yang sampai membentak atau hanya sekedar memarahi saja melihat kelakuan keempat pemuda itu.

Namun keempat pemuda itu tidak memperdulikannya. Mereka tetap saja enjoy dengan aksi mereka yang terbilang cukup nekat -karena jika ada polisi lalu lintas yang melihat mereka pasti akan langsung tertangkap-.

Sedangkan keempat cewek di belakangnya sudah benar-benar ketakutan setengah mati meladeni aksi cowok-cowok sedikit gila ini. Mereka (NB: Ify, Shilla, Oik, dan Acha) memeluk cowok-cowok dengan sangat erat.

Terlebih lagi Ify yang memang dari dulu sangat takut dibawa ngebut. Ia memeluk Rio erat-erat dan menelungkupkan kepalanya di pundak Rio sedalam-dalamnya untuk sekedar menenangkan perasaan takutnya itu. namun meski telah ditenangkan oleh Rio beberapa kali, perasaan takut itu tetap saja hadir tanpa bisa dicegahnya.

“ga akan kenapa-napa sayang. Percaya deh sama aku….” Rio kembali meyakinkan Ify untuk yang kesekian kali. Ify tak menjawab, hanya saja ia lebih mempererat lagi pelukannya ke tubuh Rio.

Oik pun tidak jauh beda dengan Ify. ia juga memeluk Cakka kencang-kencang demi sedikit mengurangi rasa takutnya. Tak jarang Cakka terkikik sendiri saat pelukan Oik semakin kencang dirasakannya.

“berdoa aja semoga kita selamat, hihi” teriak Cakka mengimbangi suara lalu lintas yang padat siang itu.

“dasar reseeee!!!” gerutu Oik.

Shilla yang memang sudah sering diajak Alvin seperti ini sudah merasa terbiasa. Jadi dia mah enjoy enjoy aja asalkan Alvin yang memboncengnya dan tidak akan terjadi apa-apa terhadap dia dn Alvin. Malah tak jarang Shilla cekikikan bersama dengan Alvin ketika ada yang memarahi mereka atau membentak mereka.

Acha juga terlihat enjoy enjoy saja dibonceng Gabriel. Ia menikmati perjalanan ini.
*********

Sekitar 30 menitan mereka menyusuri jalanan ibu kota yang ramai lalu lintas itu, akhirnya mereka berhasil sampai di rumah Rio dengan selamat.

“Alhamdulillah ya, selamat kita hehe….” Cakka nyengir seraya melepaskan helm yang ia pakai.

Semua mengangguk menyetujui ucapan Cakka, kecuali Ify dan Oik.

Oik langsung turun dari motor Cakka dan menyerang Cakka langsung. Dijitaknya kepala Cakka, dan dipukulnya lengan Cakka berkali-kali. Berkali-kali juga Cakka menghindar dari serangan Oik, namun selalu gagal karena posisinya yang masih duduk di atas motor.

“selamat sih selamat, tapi jantung aku hampir copot tau ga!!! Nyawa aku tuh berasa lagi ditariktarik angin…. Kamu pengen aku mati mendadak yaaa!???!!! Ngeseliiiiiiiiiiiiin!!!!!!!!!!!!!!” Oikpun manyun sambil melipat kedua tangannya di dada.

“aduh ampun deh Oik sayang. Aku gamungkin lah pengen bikin kamu mati mendadak. Aku kan sayang sama Oikku tercinta hehe. Tapi tadi serukan???” Cakka mengedipkan sebelah matanya. Membuat Oik semakin geram saja.

“hoooeeeek” Ify yang dari tadi mematung di belakang Rio (masih duduk diboncengan Rio) tiba-tiba saja merasa mual. Tentu saja membuat perhatian mereka yang tadi tertuju pada Cakka dan Oik kini beralih menatap Ify. Riopun yang masih duduk di motornya menoleh ke belekang ketika mendengar Ify mengeluarkan suara seperti orang ingin muntah.

“kamu kenapa Fy???” Tanya Rio.

“hoooeeek hooeeek” Ify benar-benar merasa mual sekali. Ia menutup mulutnya dengan tangannya. Segera ia turun dari motor Rio dan menuju ke tempat yag bisa digunakan untuk mengeluarkan apa yang ingin perutnya keluarkan (??)

Rio menurunkan standar motornya. Lalu menyusul Ify. Ia mengurut-urut tengkuk Ify.

“waduh Yo, selama perjalanan lo apain tuh anak orang sampe muntah-muntah gitu?? Waaah hebat lo Yo. ga nyampe satu jam, Ify udah sampe mual mual gitu….” Ceplos Cakka. Semua langsung menatap tajam Cakka.

“sialan lo Cakk!! Lo pikir gue apaan!! -_______-“ sungut Rio tak terima dibilang seperti itu.

“piiiissss Yo” Cakka menyeringai lebar sambil membuat huruf V dengan jari tengah dan telunjuknya.

“masuk angin kali tuh…” Shilla buka suara.

“bukan kali, tapi pasti…” sahut Alvin. Ify memang pasti masuk angin. “Orang abis dibawa kebut-kebutan tadi.” Lanjut Alvin.

Setelah dirasa cukup mengeluarkan apa yang perutnya mau keluarkan tadi (???) Ifypun kembali berdiri tegak. Wajahnya pucat, matanya berair, nafasnya tersengal-sengal.

“mual banget ya Fy??” Tanya Rio.

Ify mengangguk lemas.

“pusing gaaa?” Tanya Rio sambil memeriksa kening Ify.

“engga kok, Cuma mual aja. Tadi rasanya kaya nyawa aku terbang-terbangan ke sana sini…” semua tertawa kecil mendengar ucapan polos Ify barusan.

Rio mengacak-acak rambut Ify sambil tertawa kecil “kamu nih ada ada aja.. udah enakan belum???”

Ify mengangguk.

“yakin??? Ga mau aku anter pulang???”

“engga kak. Mau main hehe…”

“dasar udah gede juga main mulu yang dipikirin….” Riopun merangkul Ify, mengajak Ify kembali bergabung ke teman-temannya.

“yaudah ayo ah masuk. Ngapain coba di depan rumah gini. Gaenak banget deh…. Ayoo ah!!” ajak Rio.

Mereka langsung kembali menyalakan mesin motor mereka untuk segera dimasukan ke dalam garasi rumah Rio. Oik membukakan pintu pagar rumah Rio, sedangkan Shilla merangkul Ify.

Ketika sedang menstater motornya, tiba-tiba saja Gabriel merasakan kepalanya diserang sakit yang luar biasa. Iel menundukan kepalanya sambil mengurut kepalanya yang terasa sakit sekali itu. sepertinya penyakit laknat itu datang di saat yang tidak tepat.

Ketiga motor milik Alvin, Rio, dan Cakka sudah masuk ke garasi. Mereka bertiga sudah mematikan mesin motor, namun mereka merasa masih ada suara motor yang berbunyi. Setelah mengecek kalau motor yang masuk baru tiga, dan tidak melihat Gabriel di dalam garasi, mereka keluar untuk melihat kemana Gabriel.

Ternyata Gabriel masih berada di luar pagar sedang mengerjap-ngerjapkan matanya dan mengurut pelipisnya. Mereka bertiga saling tatap. Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul di benak mereka bertiga. Jangan-jangan…….

Merekapun langsung menghampiri Gabriel.

“Yel, elo…..” pertanyaan Rio langsung dipotong oleh Gabriel yang langsung sadar bahwa teman-temannya curiga.

“em, gue gapapa….” Jawab Iel langsung. Iapun langsung membawa motornya masuk ke garasi rumah Rio.

Kembali ketiga sahabat itu saling tatap. Lalu kembali menghampiri Iel.

“Yel, lo yakin gapapa??” Tanya Rio memastikan sambil memperhatikkan wajah Gabriel yang sedikit pucat.

Gabriel memaksakan seulas senyum agar tidak terlihat dipaksakan untuk meyakinka pada Rio, Alvin dan cakka, juga Ify, Shilla, Acha, dan Oik bahwa ia tidak kenapa-napa.

“gapapa kok. Kalian tenang aja…” Iel menyentuh bahu Rio lalu menepuk-nepuknya.

“yel, lo janji kan ga aka nada yang bakal lo sembunyiin dari kita. Lo ga bisa boong Yel. Mata sama bibir lo tuh bilang kalo lo lagi dalam keadaan yang kenapa-napa…” sahut Rio yang tidak percaya pada ucapan Gabriel.

“em, gue gapapa kok Yo. Cuma sedikit pusing aja…” jawab Iel tidak ingin memperpanjang perdebatan ini.

“yakin Yel? Lo sih nekat ikutan ngebut tadi. Lo kuat ga? Kalo engga ga usah dipaksain Yel. Mendingan lo pulag, istirahat…” Alvin ikut memastikan.

“terus kalian seneng-seneng tanpa gue gitu???” Tanya Gabriel sedikit kesal. Ia tidak suka kekhawatiran teman-temannya terlalu berlebihan.

“engga gitu Yel, daripada lo kenapa-napa…”

“oke oke, nanti kalo gue udah ga kuat, gue janji gue bakal istirahat. Tapi jangan larang gue buat ikutan.” Pinta Gabriel.

“bener ya Yel? Kalo lo ngerasa udah cape atau ga kuat, lo bakal istirahat???” Tanya Alvin memastikan.

“iya iya, gue janji.”

“yaudah, ayo kalo gitu. Daripada ntar keburu sore…”
*********

Hari sudah senja. Warna langit sudah berubah yang tadinya biru terang menjadi orange ungu dan biru sedikit tua (???). kedelapan sahabat ini masih saja mengerjakan maket bikinan mereka yang bergambar lima orang perempuan dan empat lakilaki sedang bermain di sebuah taman yang indah. Ada danau di taman itu dan atas danau ada sebuah perahu. Juga ada banyak pohon-pohon di sekitar taman. Ada rumah pohonnya. Ada lapangan. Ada bangku, ada lampu taman, dan masih banyak lagi.

Sedikit lagi sudah hampir jadi. Namun tiba-tiba saja, setetes darah mucul di atas gambar seorang anak laki-laki yang sedang duduk membaca buku di bawah pohon. Membuat Ify, Rio, Alvin, Shilla, Cakka, Oik, dan Acha menoleh kaget ke Gabriel. Dilihatnya hidung Gbriel yag sudah keluar banyak darah.

Acha segera berlari mengambil tissue dan langsung menyumbat darah agar tidak keluar terusterusan. Tetapi darah terus keluar dari hidung Gabriel diikuti dengan erangan kesakitan dari Gabriel yang meringkuk di bawah tempat tidur kamar Rio sambil menjambak rambutnya. Sepertinya penyakit itu kambuh lagi.

Mereka panik. Mereka langsng menggotong tubuh Gabriel dan membawa sahabat mereka itu ke dalam mobil Rio. dan mereka segera berlalu menuju rumah sakit.
****

Masih terbayang dengan jelas, bagaimana Gabriel terus berteriak kesakitan pada saat suster akan segera membawanya ke ruang ICU. Darah bercucuran di wajah bagian bawahnya serta bajunya yang sebagian langsung berubah warna dari biru menjadi merah.

Kini Gabriel sedang tertidur pulas di ruag ICU. Kata dokter, Gabriel drop karena kecapekan. Dan dokter meminta kepada teman-temannya untuk menjaga pola hidup Gabriel. Karena menurut dokter, keadaan Gabriel tidak lagi sebaik dulu sebelum penyakit sialan itu menjalar di tubuh Gabriel.

Jika Gabriel stress, banyak pikiran, banyak kegiatan, atau banyak aktifitas, itu akan membuatnya menjadi drop seperti sekarang ini. apalagi, Gabriel tidak mengikuti kemoterapi, hanya mengandalkan obat-obatan pengurang rasa sakit saja. Dan hal itu membuat penyakitnya kian bertamabh parah.

Papa Iel sudah diberitau oleh salah Alvin bahwa Gabriel drop dan sekarang terbaring di rumah sakit.

Tak lama kemudian, pintu ruang ICU dibuka. Masuklah seorang wanita paruh baya yang diketahui adalah mama Acha. Tadi mama Acha memang menelpon Acha menanyakan sedang berada di mana karena sudah gelap tetapi anak perempuannya itu belum juga tiba di rumah. Dan Acha memberitau mamanya bahwa Gabriel drop jadi dia masih menunggu Gabriel di rumah sakit.

Mama Acha langsung memeluk Gabriel dan menangis. Acha yang memang sudah tau, membiarkan mamanya memeluk tubuh Gabriel. Membiarkan teman-temannya teronggo-longo tak mengerti dengan adegan yag mereka lihat di depan mereka ini.

Tak lama kemudian, pintu ruang ICU dibuka kembali. Kini masuklah seorang laki-laki paruh baya yang mereka yakini adalah papa Iel. Alangkah terkejutnya beliau melihat ada seorang wanita yang sedang memeluk putranya itu.

Baru saja Tn. Damanik mau bertanya kepada wanita itu, wanita itu sudah berdiri kembali dan melihat Tn. Damanik. Mereka berdua samasama terkejut. Terlebih lagi papa Iel. Beliau tidak menyangka akan bertemu denga wanita ini. wanita yang sudah 18 tahun menghilang dari hidupnya dan Gabriel.

Dengan mata berkaca-kaca, wanita itu menghampiri papa Gabriel.

“kamu… kamu bener John???” Tanya wanita itu dengan amat sangat terkejut dan tidak percaya.

“iyaaa…. Kamu…. Kamu Mytha???? Mamanya Gabriel???” Tanya papa iel juga sangat sangat terkejut.

*bagian di sini disingkat aja yaaa. Gue males soalnya ini sinetron banget. Terpaksa nih adegan musti diadain. Padahal gue eneg banget nih nulisnya -_______________-*

Mereka langsung saling berpelukkan.

“kamu ke mana aja selama ini???” Tanya papa Iel.

“semenjak kecelakaan itu, aku tinggal di sebuah desa dipinggir Jakarta.”

“oh ya, anak kita yang kedua. Gimana sama dia??? apa dia selamat??”

“iya, dia selamat… Chaa, sini sayang…”

Acha yang dipanggil langsung menghampiri.

“ini anak kita mas. Achaaa….” Kata mama Acha sambil memegang kedua pundak Acha.

Papa iel menyentuh pipi Acha. Tak percaya bahwa Acha adalah putrinya yang selamat dari kecelakaan itu. papa Ielpun langsung memeluk putrinya itu.

Kini keluarga yang hampir terpisah itu sudah bersatu kembali menjadi sebuah keluarga yang utuh (yeeeaaaay!!!!!!!!!!!)

Rio, Ify, Shilla, Alvin, Cakka, dan Oik hanya tediam melihat adegan yang tejadi di depan mereka. Dalam hati mensyukuri pertemuan ini.
***********

“errrr” suara rintihan itu terdengar dari Gabriel. Selama tiga hari ia tertidur tanpa bangun sama sekali dan baru hari ini Gabriel kembali terbangun. Mamanya yang sedang menjaga Iel bersama denga Rio da ify juga Acha kaget sekaligus senang saat mendengar rintihan Gabriel.

Setelah diperiksa oleh dokter, dokter menyatakan keadaan Gabriel sudah kembali normal seperti biasa. Mendengar itu, Rio, Ify, Acha dan mama Iel merasakan senang yang tiada tara.

“iyel, akhirnya kamu bangun jugaa naaak….” Ucap mamanya sambil membelai lembut rambut Iyel.

“aku udah denger semuanya pas kemaren aku tidur. Tante mama akukan??? Mama yang 18 tahun yang lalu ilang karena kecelakaan mobil itu??? dan Acha, Acha itu ade akukan??? Yang 18 tahun yang lalu masih ada diperut mama??” ucap Iyel to the point.

Mama Ielpun tanpa sadar mengeluarkan air mata. Beliau mengangguk mengiyakan pernyataan Iyel tadi. Beliau benar-benar merasa sagat senang bisa kembali bertemu dengan Gabriel, utranya yag selama 18 tahun ini terpisah dengannya.

Tapi mamanya juga sedih. Mengapa harus bertemu dengan Gabriel, disaat Gabriel sedang sakit parah seperti ini??

“maafin mama ya ga bisa ngedampingin kamu ngelewatin masa remaja kamu…”

“gapapa mah. Iel seneng kok udah bisa ketemu sama mama lagi…”

“iyel dengerin mama ya, Iel pasti sembuh… Iyel pasti dan akan segera sembuh. Mama akan melakukan apapun supaya Iyel bisa sembuh kaya dulu lagi..”

“iya mah, makasih ya maah…” mama Gabriel mengangguk dan mencium kening Iyel.
*************

Semakin hari keadaan Gabriel semakin membaik. Bahkan sekarang, Gabriel sudah bisa bermain gitar lagi. di taman rumah sakit sekarang mereka berdelapan sudah berkumpul. Dengan satu gitar diantara mereka.

Gabriellah yang kini sedang memegang gitar. Kepanikkan eberapa hari yang lalu kini sudah berganti menjadi senyuman lebar nan manis dari mereka semua. Mereka sangat senang bisa berkumpul lagi seperti ini tanpa kurang satupun apapun.

“kaa iyeel, buruan nyanyi ayoook!!!” seru Ify.

“nyanyi apaan??” Tanya iyel.

“em, Bestfriend Forover aja kak!! Lagunya Cherry Belle. Ayokkak!! Cepetan!!!”

“iya Fy iyaa, bawel lo ah!!!”

Iyel pun mulai memetik gitarnya dan memainkan lagu yang Ify request tadi.

Kan selalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya

Disaat ku termenung kau datang bawa ceria
Disaat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku

Kita kan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Awalnya hanya Ify yang menyanyikannya, namun mungkin karena suara Ify yang enak dan lagunya juga enak da mendukung, akhirnya mereka ikutan bernyanyi juga.

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Disaat ku termenung kau datang bawa ceria
Disaat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku

Kitakan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Mereka semua saling merangkul satu sama lain terkecuali Gabriel karena sedang memainkan gitarnya. Semua terlarut dalam perasaan bahagia. Terlarut dalam tawa yang istimewa. Terlarut dalam hangatnya dan indahnya persahabatan mereka.

Kan selalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya

Mereka berhrapa mereka bisa selamanya seperti ini. saling berangkulan, saling memancarkan tawa bahagia. Mereka beharap persahabatan mereka abadi. Meski mereka tau, hidup di dunia ini hanya sebentar. Namun apa salahnya jika mereka menggunakan waktu yang singkat itu untuk saling menyayangi satu sama lain seperti ini.

Kita kan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Mereka menyanyikan lagu itu dengan perasaaan riang gembira yang tergambar jelas di wajah mereka. Entah bagaimana mengekspresikannya, namun mereka benar-benar merasa sangat bahagia sekali hari ini. bisa bernyanyi bersama lagi, sudah lama mereka tidak melakukannya.

Mereka semua bertepuk tangan untuk mereka sendiri, untuk kebersamaan mereka hari, dan untuk persahabatan mereka yang tetap bertahan hingga sekarang ini. betapa bahagia memiliki sahabat seperti mereka.

Sungguh, tidak ada hal yang paling indah selain bisa tertawa bahagia bersama para sahabat. *********

Kondisi Gabriel semakin memburuk. Sudah dua hari Gabriel terbaring lemah di ruang ICU. Sehari setelah mereka berkumpul di taman rumah sakit, keadaan Gabriel kembali drop. Ketika mereka (re: Ify, Rio, Alvin, Shilla, Cakka, Oik, dan Acha) sedang mengobrol bersama, tiba-tiba saja Gabriel merasakan kepalanya sakit luar biasa. Ia menjambak rambutnya lal keluar darah dari hidungnya. dan seketika saja ia pingsan.

Ketika dokter selesai memeriksa keadaan Gabriel, dokter mengatakan bahwa kondisi Gabriel benar-benar drop. Mereka semua (termasuk mama Iyel) lemas mendengarnya. Bagaimana bisa ini semua terjadi?

Gabriel kembali dimasukkan ke ruang ICU.
*********

Waktu sudah menunjukkan waktu 3 hampir subuh. Rio, Ify, Alvin, Shilla, Cakka, dan Oik sedang tertidur pulas di ruang tunggu. Sedangkan mama Gabriel, dan Acha tertidur di dalam ruang ICU.

Mereka berenam memang sengaja stay di rumah sakit, karena kondisi Gabriel saat ini tidak memungkinkan untuk ditinggal. Mana mungkin mereka bisa tenang tidur di rumah atau beraktifitas seperti biasa, sedangka keadaan Gabriel yang terkadang sangat drop hingga kritis, atau kona dalam hitungan jam, bahkan terbangun namun tak sempat mengatakan apapun ia kembali pingsan karena rasa sakit yang luar biasa menyerangnya.

Menurut dokter, penyakit Gabriel itu memang sudah memasuki stadium akhir. Sudah masuk ke tahap parah. Bahkan kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit itu begitu cepat menyebar hingga penangananpun sangat sulit dilakukan oleh tim dokter.

Saat suasana sedang sepi dan semua sedang tertidur dengan lelap, Gabriel tiba-tiba saja terbangun. Ia membuka kedua matanya perlahan. Ia melihat kesekeliling. Hanya ada sang bunda dan Acha saja di dalam ruangan itu yang sedang tertidur lelap. Tak tega membagunkan mereka, Gabrielpun memilih untu menegakkan posisi duduknya sendiri.

Sedikit mengerang kesakitan namun tanpa suara karena tak ingin membangunkan mamanya dan Acha, karena memang perut dan kepalanya terasa sakit. Ia melihat sebuah buku di atas meja da sebuah pulpen. Terbesit untuk menulis sesuatu di sananya yang mewakili isi hatinya kepada teman-temannya.

Diambilnya buku dan pulpen itu, lalu ia mulai menuliskan sesuatu.

Ketika sedang asik menulis, tiba-tiba saja ada setetes darah yang mengotori kertas buku itu. Iyel kaget dan langsung menyentuh hidungnya. Benar saja, darah sudah menetes sedikit demi sedikit, namun semakin lama semakin banyak. Iyel mengacuhkan darah yang terus menerus keluar dari hidungnya itu.Ia kembali melanjutkan menulisnya.

Sampai akhirnya rasa sakit itu kembali menyerang kali ini sekaligus perut dan kepalanya. Awalnya ia mengacuhkannya. Namun semakin lama rasa sakit itu semakin gencar menyerang tubuhnya. Rasanya semakin sakit. Iyelpun tak kuat dan ia melepaskan pulpen yang sedang ia gunakan tadi hingga terjatuh dari tempat tidur berserta juga dengan bukunya.

Ia meremas remas perutnya juga kepalanya yang terasa sakit. Karena tak kuat menahan rasa sakit itu, iapun mengerang kesakitan. Erangannya itu berhasil membangunkan mamanya dan Acha. Seketika mereka terbangun dan langsung menghampiri Gabriel. Mereka shock melihat keadaan Gabriel yang benar-benar parah.

Gabriel membungkukkan tubuhnya ke samping tempat tidur dan tiba-tiba saja ia memuntahkan bayak darah.

Mama Iyel kaget. Beliau panik dan langsung memanggil dokter. Lantai ruang ICU kini berwarna merah oleh muntahan darah Gabriel. Tak lama kemudian dokter masuk. Lalu mama Iyel dan Acha keluar dari ruang ICU.
*******

Rio terbangun ketika dokter dan beberapa perawat berlari-larian dan ternyata memasuki ruang ICU. Ia tau pasti telah terjadi sesuatu dengan Gabriel. Iapun membangunkan Ify yang tertidur dipundaknya. Ifypun terbangun.

“em, kenapa kak?” Tanya Ify mash setengah sadar. Bahkan matanya belum sepenuhnya terbuka.

“tadi dokter sama beberapa suster lari-lari Fy masukke dalem..” jelas Rio sedikit panic.

“HAAA??? Jangan-jangan ka iyel kenapa-napa kak???” kaget Ify langsung membelakakan matanya. membuat teman-temannya yang lain ikutan terbangun.

Alvin yang lebih dulu tersadar melihat kepanikan di wajah Ify dan Rio langsung bertanya.

“ada apa sih Yo, Fy???” Tanya Alvin dengan kening berkerut.

“tadi dokter sama suster lari-lari masuk ke ruang ICU Vin…” jelas Rio. membuat Alvin kaget.

“jangan-janga Iyel kenapa-napa…”

Tiba-tiba saja mama Iyel dan Acha keluar dari dalam ruang ICU sambil menangis. Mereka semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu pada Iyel. Tiba-tiba saja perasaan takut menyergap mereka semua.

“tante, Acha, ka Iyel kenapa???” taya Ify menghampiri mama Iyel dan Acha yang sepertinya terlihat shock.

“tadi kak Iyel muntah darah kak, banyak banget….” Jelas Acha sambil sedikit terisak.

Semua membelalakan mata, ikutan kaget. Bahkan Ify shock.

“ya Tuhan, semoga Iyel engga kenapa-napa…” doa Rio.

Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruang ICU. Dengan perasaan yang kotar-katir mereka semua menghampiri dokter yang baru keluar dari ruang ICU. Dalam hati mereka semua berdoa semoga Gabriel dalam keadaan baik baik saja.

“gimana keadaan Gabriel dok?? Dia baik-baik aja kan?” Tanya mama Iyel.

Dokter menghela nafas panjang dan terlihat sangat menyesal. Lalu kemudian dokter menggeleng.

“maksud dokter apaa????” Tanya mama Iyel histeris.

Semua menganga kaget melihat jawaban dokter yang menggelengkan kepalanya. Maksudnya apa??? Perasaan takut semakin menyergap mereka semua. Suasana tegang sangat terasa sekali di sana.

“maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Gabriel. Namun mungkin Tuhan berkehendak lain, Bu.” Jelas dokter dengan lirih dan sangat menyesal.

Semua shock. Tidak mungkin! Tidak mungkin Gabriel meninggalkan mereka. Seketika tangis Ify, Shilla, Oik, dan Acha juga mama Iyel pecah. Ify dan Shilla menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Rio dan Alvin sampai harus menahan tubuh Ify dan Shilla agar tidak terjatuh saking lemasnya mereka.

“GA DOK!! GA MUNGKIN GABRIEL MENINGGAL DOK!!! GA MUNGKIIIN DOK!!!!!!!” mama Iyel histeris.

“maaf bu, tapi begitu kenyataannya Bu.”

“ENGGA!! GA MUNGKIIN!!!!” teriak mama Iyel dan seketika itu juga pingsan.
*********

Hujan dan air mata mengiringi kepergian sahabat tercinta mereka. Air mata kehilangan tidak henti-hentinya mengalir. Bahkan tak hanya teman-teman mereka saja yang merasa kehilangan sosoknya, tetapi bumipun ikut-ikutan menangis karena kehilangan sosok Gabriel.

Terutama mama Gabriel yang tidak bisa berhenti menangis sambil menyebut nama Gabriel. Bahkan ketika semua orang sudah pulang, sang bunda yang baru saja kehilangan putra tercintanya masih saja memeluk nisan yang bertuliskan nama putra tercintanya tersebut.

Ify, Shilla, Oik dan Acha juga ikut menangis tiada henti. Isakan masih terdengar di sekitar pemakaman Gabriel. Rio, Alvin, dan Cakka mencoba menenangkan kekasih mereka masing-masing. Namun bukan berarti mereka tidak sedih dan merasa kehilangan. Kehilangan yang mereka rasakan justru jauh lebih menyakitkan mungkin dari yang kekasih mereka rasakan.

“bu, ayo kita pulang ya bu…” ajak Acha pada mamanya yang maish terlihat belum siap melepaskan Gabriel.

Mama Acha mengagguk mesti sebenarnya dalam hati beliau tidak rela meninggalkan putranya di sini.

Acha membantu mamanya untuk bangun.

“kaka kaka, gue sama ibu pulang duluan yaaa…” izin Acha pada Rio dkk.

“iya, hati-hati ya Cha. Kita turut berduka cit ya Cha, tante…” ucap Rio mewakili teman-temannya yang lain.

“iya kak, sama gue juga ya kak. Oh iya, gue nemuin ini pas kemaren ka Iyel muntah darah..” Acha menyerahkan selembar kertas pada Rio.

Dengan bingung Rio menerima kertas itu. teman-temannya yang lain menatapnya dengan bingung.

“ini apaan ya Cha???” Tanya Rio.

“kaka kaka baca sendiri aja deh… yaudah, kita duluan ya kaka kaka…” pamit Acha lagi. setelah mereka semua mengangguk, Acha dan mamanyapun pergi dari sana.
************

Mereka menatap rumah pohon dihadapan mereka ini. rumah pohon yang beberapa bulan ini mereka sengaja buat untuk hadiah ulang tahun Gabriel bulan depan. Namun ternyata belum sempat mereka memberitau hadiah ini, Gabriel lebih dulu dipanggil Tuhan. Memikirkannya, air mata mereka kembali mengalir.

Mereka tau bahwa cepat atau lambat, pasti akan ada yang pergi dari hidup mereka. Entah siapa dan kapan. Namun mereka tidak menyangka bahwa Gabriellah yang pertama kali pergi dan dalam waktu yang begitu cepat. Dalam umur yang masih terpaut sangat muda.

Waktu kecil, mereka pikir mereka akan tumbuh dewasa bersama, melihat satu sama lainnya duduk di pelaminan bersama. Namun ternyata semua itu tak bisa mereka wujudkan bersama dengan Gabriel.

“padahal kita yakin kalo misalnya ka Iyel ngeliat rumah pohon ini, pasti dia bakalan seneng baget deh…” ucap Ify menerawang, membayangkan jika Gabriel melihat rumah pohon yag sudah mereka rencanakan sejak 3 bulan yang lalu itu. tak terasa air matanya kembali turun, namun langsung dihapus oleh Ify.

“pasti Fy. Pasti dia seneng banget tuh pas kita tunjukin rumah pohon ini.” Shilla tersenyum masam.

“kalo gue tau dia bakal ninggalin kita secepet ini, bakalan gue ajak dia kemaren-kemaren deh ngeliat nih rumah pohon…” ucap Cakka.

“iya Kka, bener lo. kalo aja kita tau kalo mulai dari hari ini sampe seterusnya kita udah ga bakal bisa lagi ketemu sama dia, udah gue ajak dia ke sini dari kemaren. Gue ga nyangka, secepet ini dia ninggalin kitanya.” Kata Rio menatap lurus ke rumah pohon itu.

“yaudah, ga usah di sesalin semuanya udah terlanjur kejadian. Mau bikin kejutan buat dia, malah kita yang terkejut…” Rio tersenyum miring.

“mendingan kita naik yuk ke atas!” ajak Alvin. Semua mengangguk menyetujui.

Mereka semua segera naik ke atas rumah pohon itu. Setelah semua sudah berada di atas, mereka melihat ke sekeliling. Rumah pohon itu tidak begitu besar, hanya berukuran 3x2 M. di salah satu dinding yang terbuat dari kayu itu ada semacam mading kecil. Di sana ada banyak fotofoto mereka dari waktu kecil sampe mereka (Rio, Alvin, Cakka, Gabriel) sebesar sekarang. Ada juga foto-foto Ify, Shilla, Oik bahkan Sivia juga Acha.

Tiba-tiba saja Rio teringat akan kertas yag tadi diberikan Acha padanya untuk mereka dari Gabriel. Segera ia merogoh kantong celananya dan mengambil kertas itu.

“eh kita belum baca suratnya nih…” seru Rio membuyarkan lamunan teman-temannya.

“oh iya, coba buka Yo!!” suruh Alvin.

Riopun membuka kertas itu. lalu mulai membacakan isinya.

Benar kata benar rasa
Tiada ungkapan yang nyata
Dalam syair kata-kata
Ataupun dalam lagu cinta

Dia adalah bisu
Namun kita adalah satu
Tiada hati yang beku
Meski bisu.. takkan rapuh

Dalam kuasaNya kita bercita
Dan berjanji selalu bisa
Mewujudkan rasa yag ber-asa
Menari bernyanyi didalam suka

Indah takkan terganti
Dengan apapun yang kan mati
Meski tak lagi dinanti
Aku disini tetap mengabdi

Sahabat …
Kenanglah mataku
Kenanglah suaraku
Kenanglah apapun yang pernah ada dalam diriku
Yang memperlakukanmu layaknya ratu

Sahabat ..
Ingatkah aku
Pandangi lekuk wajahku
Telusuri barisan jemariku
Meski sampai kapanpun kita terpisah jauh

Sahabat ..
Aku disini karena Tuhan
Untuk membuatmu lebih berharga
Sahabatku …

Kembali isakan terdengar di rumah pohon itu. surat itu berisikan puisi nan inidah karya tangan Gabriel yang benar-benar sempurna dan mampu meluluh lantahkan hati mereka. Kenapa Gabriel meciptakan puisi menyayat hati itu?

Sungguh mereka semakin mersakan kehilangan yang begitu nyata itu semakin nyata dan menusuk hati. Mengapa harus terjadi hari ini?

“lo hebat Yel!!” lirih Rio mantap sambil memandang kertas itu. kertas yang Gabriel tulis sesaat sebelum waktunya habis. Dalam kertas itu, banyak tetesan darah yang menetes. mereka yakin Gabriel menuliskan puisi itu dengan sangat bersusah payah. Dalam sisa waktunya yang tinggal sebentar lagi itu, ia mampu menuliskan sebuah puisi indah yang begitu menyentuh hati.

“engga Yo, Gabriel lebih dari sekedar hebat!!” seru Alvin meralat kata-kata Rio.

“iya Vin, bener! Gabriel itu lebih dari sekedar hebat!! Diaa… ga akan terganti!!!” sahut Rio.

“kita sayang banget sama lo Yel…” lirih Cakka.

“BANGET!!!” seru mereka semua bersamaan.

“kita ga akan pernah lupa, bahwa lo, Gabriel, pernah hidup diantara kita.” Seru Rio.

“Ga akan pernah!” seru mereka lagi bersamaan.

“semoga lo tenang ya kak di sisi Tuhan sana. Gue yakin, Tuhan pasti ngasih tempatNya yang paling indah buat lo kak! Karena lo orang terhebat yang pernah gue kenal kak!!” Ucap Ify yang tak bisa menahan air matanya.

“amiiiin…” seru mereka bersamaan.

Mereka semua saling berangkulan dan kembali menyanyikan lagu yang waktu itu mereka nyanyikan dengan iringan gitar Gabriel. Meskipun tempo lagu tersebut tidak sesuai dengan suasana duka yang sedang menyelimuti mereka saat ini, namun itulah lagu terakhir yang sempat mereka nyanyikan bersama dengan Gabriel.

Lagu itu masih sama seperti waktu dulu mereka nyanyikan. Hanya saja bedanya kini dinyanyikan tanpa iringan gitar dari Gabriel. Juga ketika dulu mereka menyanyikannya dalam suasana yang gembira, sedangkan saat ini dalam keadaan berduka. Ah mereka begitu merindukan saat saat seperti itu.

Apapun itu, mereka berjanji dalam hati, bahwa kenangan yang telah mereka rajut dengan Gabriel takkan pernah mereka lupakan. Akan tetap tersimpan abadi di dalam hati mereka. Dan Gabriel, takkan pernah terganti oleh apapun dan siapapun!!

Kan selalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya

Disaat ku termenung kau datang bawa ceria
Disaat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku

Kita kan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Disaat ku termenung kau datang bawa ceria
Disaat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku

Kitakan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Kan selalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya

Kita kan slalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku

Kita kan slalu bersama manggapai semua cita
Dan meraih dunia walau badai menghadang
Tak akan kita terluka
Cause you’re my bestfriend forever

Dari sisi lain, sesosok putih samar berdiri memperhatikan sahabat-sahabatnya. Sosok itu tersenyum bahagia melihat sahabat-sahabatnya yang masih berkumpul itu. Meskipun ia hanya mampu menemani mereka selama 18 tahun saja, namun bahagia yang ia rasakan selama 20 tahun itu begitu tiada tara. Mereka memang sahabat terindah yang pernah ada.

“makasih karna selama 18 tahun ini, kalian udah jadi sahabat terbaik gue. dan maaf, tugas gue buat jadi sahabat kalian Cuma sampe di sini aja. Maaf kalo selama ini gue belum jadi sahabat yang baik buat kalian. Tapi satu yang gue yakinin dari dulu, gue sayang sama kalian. Dan ga ada satupun yang bisa kaya kalian..”

Suara tersebut terdengar samar-samar oleh mereka. Memang mungkin ini sedikit aneh, namun mereka percaya itu pasti Gabriel yang kini sedang memperhatikan mereka dari tempatnya sekarang.

“kita juga sayang sama lo Yel! Sayag BANGET!!!” seru Cakka.

“iya kak!! Kita sayang banget sama lo kak!!” seru Ify.

Mereka melihat ke sekeliling mereka. Lalu dari depan rumah pohon itu, mereka melihat cahaya putih yang mereka yakini adalah sosok Gabriel. Mereka tersenyum melihat cahaya itu lalu melambaikan tagan mereka ke cahaya itu.

Sosok putih tadi ikut tersenyum. meski ia kini hanya dapat terlihat dalam bentuk cahaya, tapi ia yakin sahabat-sahabatnya itu tau bahwa cahaya putih itu adalah dirinya, Gabriel. Lalu iapun ikut melambaikan tangannya. Dan sosok cahaya itu menjadi semakin samar dan perlahan-lahan hilang.

Kau bukan hanya sekedar indah, kau tak akan terganti

THE END

HEHE MAKASIH YAA READERS YANG UDAH MAU BACA REPOST-AN AKU :) HEHE.
MAU AKU REPOST CERBUNG LAGI? SARANN YAHH KE COMMENT INI ATAU @PritaAprnti <-- FOLLOW!!
AND ADD Prita Aprianti. THANKS ALL({})

Author: Amel^^
Facebook: Amelia Astri Riskaputri