Rabu, 11 Januari 2012

The Power Of Love *Part 30* (Repost)

The Power Of Love *Part 30*

Masih di sini menantimu, berharap kau akan memikirkanku… masih di sini menunggu menanti jawaban atas cintaku… masih di sini menantimu, berharap cinta kita kan bersatu… masih di sini menunggumu, menanti dirimu kembali untukku… *Ungu – Di Sini Untukmu*
***

Empat tahun kemudian…

Tak terasa empat tahun telah berlalu dan mereka kini telah berubah status menjadi mahasiswa. Bukan lagi siswa/siswi SMA berseragam putih abu-abu.

Mereka kini kuliah di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Ify, Rio, Shilla, Gabriel, Cakka, dan Oik.

Walaupun empat tahun telah berlalu. Walaupun banyak yang sudah berubah di antara mereka. Walaupun mereka bukan lagi mereka yang dulu. Namun satu yang tetap sama, mereka masih tetap sahabat. Hingga kini!

Rio dan Ify. mereka semakin mesra. Mereka semakin kompak. Mereka semakin saling menyayangi. Intinya, hingga sekarang, status mereka tidak berubah. Mereka tetaplah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sama seperti empat tahun yang lalu.

Cakka dan Oik. Mereka semakin gokil. Namun mereka semakin dewasa. Banyak yang berubah dari mereka, namun tidak untuk cinta mereka. Semua tetap seperti empat tahun yag lalu. Hanya, mungkin saja, perasaan itu semakin bertambah, semakin dalam, semakin hangat.

Gabriel. Ia mash tetap sendiri. Meski sudah tidak terhitung lagi jumlah gadis yang mencoba mendekatinya dan mencoba merebut hatinya. Ia tetap tidak tertarik sama sekali. Entah mengapa. Ia sepertinya lebih senang sendiri.

Shilla. gadis ini tak ada ubahnya dengan empat tahun yang lalu. Meski sudah empat tahun kehilangan Alvin. Ia mash menjadi gadis yang pendiam. Ia sangat terpuruk.

Sejak hari itu, ia bukan lagi Shilla yang ramah, Shilla yang percaya diri, Shilla yang ceria. Ia berubah menjadi sosok yang aneh. Bahkan para sahabatnya pun sudah tidak lagi mengenal sosok Shilla yang mereka kenal empat tahun yang lalu.

Acha. Entah mengapa, semenjak Gabriel menjadi dekat dengan gadis kecil itu, ia menjadi salah satu adik dari persahabatan mereka. Mereka sudah menganggap Acha seperti adik mereka sendiri.

Nadya. Ia sudah pindah ke keluar kota. Gadis itu ikut ayahnya yang dipindah tugaskan ke Sleman. Sehingga dengan rela tak rela, mereka harus melepas Nadya pergi.

Namun, dari semua perubahan yang terjadi selama empat tahun ini, satu yang masih, tetap dan akan terus selamanya. Itu ialah, persahabatan mereka. Persahabatan mereka, masih, tetap dan akan terus selamanya seperti itu. tidak ada yang mampu memisahkan mereka. Tidak ada! Sekalipun itu cinta!
***

Hari ini, Rio Ify, Cakka Oik, dan Gabriel, sibuk mencari-cari baju, sepatu, serta dandanan yang tepat untuk acara besok malam –Shilla tidak mau ikut dengan alasan malas-. Mereka mencari baju apa yang tepat untuk mereka kenakan esok malam.

Acara esok malam memang sangat penting bagi mereka. Inilah saatnya mereka untuk berkumpul bersama di dalam gedung SMA, setelah sekian lama mereka tidak lagi berkumpul di dalam gedung itu.

Kebetulan juga, mereka sudah sangat merindukan gedung yang selama tiga tahun mereka huni. Sudah lama mereka tidak mengunjungi sekolah mereka karena sibuk dengan tugas-tugas kuliah mereka.

Sudah banyak butik-butik dan toko baju dari mulai yang harganya selangit, hingga diskonan yang mereka kunjungi. Tapi memang yang seperti yag sudah di beritahukan, ini adalah acara yang begitu penting.

Hingga akhirnya di salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Jakarta, mereka menemukan baju yang cocok untuk mereka pakai di acara malam besok.

Setelah puas belanja untuk keperluan besok malam, mereka memeilih untuk ke caffe yang berada di dalam mall itu. untuk sekedar melepas dahaga.

“gilee, cape banget ! seharian nyari baju…” Gabriel menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

“tau nih, kaki gue kaya mau putus! Sakit banget!!” Rio mengurut kakinya.

“pusing!” ceplos Ify seraya menumpu kepalanya dengan tangannya di atas meja. Membuat Rio menoleh langsung pada Ify.

“kenapa fy? Kamu pusing ???” tanya Rio kaget.

“iya nih, sedikit.”

“kamu pasti belum makan kan ? ah kamu nih badel! Udah dibilang makan dulu! Ntar maag kamu kambuh, gimana?? Aku pesenin makanan ya? Kamu mau apa?”

“engga apa-apa kok kak! Cuma pusing aja sedikit. Mungkin cape.”

“gausah bantah deh! Mau makan apa?”

“apa aja!”

Rio langsung memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk Ify.

Setelah makanan datang, Rio dengan sigap mengambilkan nasi dan lauknya lalu menyuapkan Ify makan.

“ayo makan sayang! Ntar kamu tambah sakit!”

“iya kak …” Ify menuruti.

Ify merebut piring yang sedang dipegang Rio.

“aku bisa makan sendiri kak!” Ifypun melanjutkan makannya .

Gabriel, Cakka, dan Oik geleng-geleng kepala melihat aksi Rio yang menurut mereka terlalu berlebihan itu.

“ckck, lo lebay banget sih Yo!” komentar Cakka.

Rio menoleh pada Cakka. Lalu mengangkat satu alisnya.

“maksud lo?”

“ya abisan, masa gitu aja sampe panik. Namanya juga abis muter-muter seharian, ya pasti cape lah…”

“ya kan gue khawatir…”

“ga segitunya juga Yo!!” Gabriel ikut-ikutan.

Rio diam. Dalam hatinya, ia mengiyakan juga perkataan Cakka dan Gabriel. Iya juga ya? Tadi ia terlalu berlebihan. Namanya juga seharian muter-muter, sudah pasti jadinya cape. Ia jadi merasa malu sendiri.

Rio menoleh menatap Ify yang sedang menyantap makanannya sambil menumpu pelipisnya dengan tangan kirinya. Ia jadi berfikir, Ify pasti tidak suka dengan skapnya yang terlalu over care padanya itu.

“Fy…” panggilnya pelan.

Ify menghentikan aktifitas makannya, lalu menoleh pada Rio.

“kenapa?”

“em, maafnya kalo aku lebay!”

Ify mengangkat kedua alisnya, bingung.

“iya, maaf. Tadikan aku lebay banget. Pasti kamu jadi ilfil kan..”

“ha? Ya enggalah kaaa! Masa kaya gitu aja ilfil sih! Tapi jangan berlebihan juga ya ka. Risih kaa ….”

“iya, iya … maaf ya sayang…”

Ify tersenyum, lalu mengangguk.

“gapapa kak..”

“oh iya… jadi kita ke acara besok malem pake baju ini??” tanya Oik.

“iyalah Ik! Masa udah cape-cape nyari, ga dipake sih!” sambar Gabriel.

Oik nyengir “hehe”

“Shilla gimana ???” tanya Ify.

“katanya dia ga mau ikut!” jawab Gabriel.

“kok ga mau ikut yah elah.. ga asik banget nih Shilla !” ujar Cakka.

“biasa masih ga rela Alvin pergi…” jawab Iel.

“mau sampe kapan coba dia kaya gitu??!” Rio ikut-ikutan.

“halah, sendirinyaaaa……………” sindir Gabriel.

Rio menoleh ke Gabriel lalu mendelik.

“belum pernah keselek sendal gue ya ??”

“hehe, pisss masbosss…” Gabriel menunjukkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf V .
***

Gadis manis itu termenung di depan balkon kamarnya. Memikirkan apa yang selama ini mengganjal di hatinya. Memikirkan, apa yang selama ini dicurigainya.

Gabriel. Nama yang setiap hari selalu menghantuinya. Nama yang setiap hari selalu muncul di benaknya. nama yang setiap hari membuat suatu gejolak yang berbeda dalam hatinya.

Apa mungkin ia mencintai pemuda itu? tapi apakah mungkin, mereka dapat bersama?

Ah tidak tidak ! ia tidak mau mencintai pemuda itu. ia tidak mau!

Tuhan, tolong tunjukkan padanya, apa yang terbaik untuknya saat ini. Jika memang benar rasa itu terlarang, hilangkanlah, hapus dari hatinya.

Semoga Tuhan menunjukkan yang terbaik untuknya.
***

Malam ini, malam yang cukup cerah. Banyak bintang bertebarang di langit malam yang pekat itu. bulan juga bersinar cukup terang. Namun hatinya tidak seterang bulan malam ini.

Raganya memang sedang berada di dalam kamarnya. Namun jiwa, hati, dan pikirannya melayang jauh ke cintanya.

Alvin. Ia masih saja belum bisa melupakan sosok itu. sosok yang selama berbulan-bulan menjadi kekasihnya, menjadi pemilik hatinya. Sosok yang selama berbulan-bulan selalu menemaninya, di sampingnya, menghapus air matanya.

Namun sosok itu pergi begitu saja. Meninggalkannya sendiri. Tanpa menyisakan sedikitpun jejak. Yang tersisa hanyalah kenangan indah mereka, juga rasa rindu yang sangat menyiksa hatinya.

Alvin, kapan kamu kembali ke sini? Batinnya pasrah.

Ia benar-benar kesepian. Ia tau, seharusnya tadi ia menerima ajakan teman-temannya untuk pergi mencari baju. Tetapi ia benar-benar sangat tidak mood untuk pergi keluar.

Daripada ia terjebak dalam kebosanan ini, lebih baik ia mendengarkan lagu dari I-Podnya. Pikirnya.

Shilla bangkit dari tempatnya, lalu membuka laci dan mengobrak-abrik isinya mencari I-Pod putihnya. Tidak perlu waktu lama, I-Podnya sudah berada di tangannya. Ia memasang headsetnya lalu mulai menyalakan lagunya. Menjalankan lagunya secara acak.

DEG! Hatinya tiba-tiba saja bergetar begitu hebat. Berdenyut tak beraturan. Niatnya ingin menghilangkan kebosenannya. Tapi mengapa ia malah di buat mengingat sosok itu lagi?

Tuhan memang tidak mengizinkannya untuk melupaka sosok itu. Tuhan selalu saja punya cara untuk membuat ia kembali mengingat sosok yang benar-benar sangat ia rindukan itu.

Lagu itu, tiba-tiba saja terputar secara otomatis dari I-Podnya. Membuatnya kembali teringat ke masa lalu. Masa di mana sosok itu, pergi. Meninggalkannya.

Walau kita harus berpisah
Cinta untukmu takkan terhapus
Walau semua harus berakhir
Takkan berhenti mencintaimu

Ku berjanji cinta ini
Cinta kita akan abadi
Tak perduli walau kita
Harus terpisah dan tersakiti

Biarkan aku bersamamu
Walau ku harus menanti
Tak akan ada
Waktu percuma

Jadilah cahaya hidupku
Berika kuasa cintamu
Sluruh hidupku
Hanya untukmu

Ku berjanji cinta ini
Cinta kita akan abadi
Tak perduli walau kita
Harus terpisah dan tersakiti

Biarkan aku bersamamu
Walau ku harus menanti
Tak akan ada
Waktu percuma

Jadilah cahaya hidupku
Berika kuasa cintamu
Sluruh hidupku
Hanya untukmu

Bawalah semua janji dan harapan yang ada dalam dirimu
Diriku akan menanti kehadiranmu lagi
Sluruh hidupku hanya untukmu

Biarkan aku bersamamu
Walau ku harus menanti
Tak akan ada
Waktu percuma

Surat itu? apakah Alvin membaca sempat ia surat yang ia berikan sebelum pesawatnya
lepas landas? Bodohnya ia, mengapa ia tak meminta balasannya. Jadinya ia penasarankan?

Tapi mengapa selama empat tahun ini ia jadi lost contact dengan Alvin. Bagaimana kabarnya? Bagaimana keadaannya? Seperti apa Alvin sekarang ini? Pasti ia sudah menjadi pria dewasa. Ia jadi sangat merindukan pemuda itu.

Tak terasa air matanya meleleh mengingat semua kejadian dulu yang sempat tercipta diantara mereka. Akankah semuanya kembali terulang? Bisakah semuanya menjadi indah seperti dulu lagi?

Tuhan pasti mendengarkan doanya. Ia yakin, suatu saat nanti, Alvin akan kembali.untuknya. untuk kembali merangkai cerita bersamanya.

Semoga doanya akan cepat dikabulkan. Ia sangat mencintai Alvin. Hingga kini. Dan ia menginginkan Alvin kembali.
***

Kupilih hatimu tak ada kuragu
Mencintamu adalah hal yang terindah
Dalam hidupku oh sayang
Kau detak jantung hatiku

Setiap nafasku hembuskan namamu
Sumpah mati hati ini memilihmu
Dalam hidupku oh sayang
Kau segalanya untukku

Janganlah jangan kau sakiti cinta ini
Sampai nanti di saat ragaku sudah
Tidak bernyawa lagi dan menutup ini
Untuk yang terakhir

Setiap nafasku (setiap nafasku) hembuskan namamu (hembuskan namamu)
Sumpah mati hati ini memilihmu (ku milikmu)
Dalam hidupku oh sayang
Kau segalanya untukku (kau segalanya untukku)

Janganlah jangan kau sakiti cinta ini
Sampai nanti di saat ragaku
Sudah tidak bernyawa lagi
Dan menutup ini untuk yang terakhir

Tolonglah jangan kau sakiti hati ini
Sampai nanti di saat nafasku
Sudah tidak berhembus lagi
Karna sungguh cinta ini cinta sampai mati

PROK.PROK.PROK

“wooow, gileee, sumpah so sweeet bangeeet!!” komentar Gabriel.

“oh iya dong! Kita gitu lo!”

“Ik, ayo kita kaya merekaaaa…” rengek Cakka.

“males ah!”

“aaah, kamu maaah!”

“Cak, gausah lebay bisa?” sinis Gabriel.

“apaan sih lo, sirik aja!!”

Ify dan Rio baru saja menunjukkan aksi duet mereka di salah satu tempat karoke yang berada di dalam mall itu. tadi setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk ke tempat karoke, menghilangkan penat dan lelah.

Seperti biasa, mereka pasti berduet dengan polpolan sehingga membuat yang mendengar dan menonton merinding dibuatnya.

Ify dan Rio hanya tertawa melihat Cakka yang masih merengek sama Oik minta duet seperti mereka.

“udah sih Ik, kasih aja. Cuma minta duet doang kok! Ga minta anak! Haha…”

“anjrit ih Rio mikirnyaa!!!” ceplos Iel.

“kak Rio, apaan sihhh??” Ify mencubit pinggang Rio membuat Rio meringis.

“aww, Fy! Sakit!”

“lagian ngomongnya gitu!”

“canda Fy!”

Cakka cengo mendengar ucapan Rio. Lalu nyengir.

“kalo mau ngasih gapapa kok Ik!”

Oik langsung melotot ke Cakka.

“APAA?!! KAK CAKKA MINTA DITABOK IHHH!!!” teriak Oik.

“hehe,, maaf sayang. Bercanda kok!”

“anjrit Cakka sama Rio otaknya pada ga beress!” Gabriel geleng-geleng kepala.

“haha…” tawa Rio.

“ayo ah, kita nyanyi!!” ajak Cakka.

“iyaaaaa !!!!”

Merekapun memilih lagu apa yang akan mereka bawakan untuk duet. Setelah ketemu, mereka mencari di komputernya, dan di stel (??).

Oik
Ku kira benar kau kira salah
Kita berbeda kita tak sama
Tak pernah searah

Cakka
Ku bilang iya kau bilang tidak
Selalu begitu tak pernah setuju
Tak pernah menyatu

Oik
Namun ternyata tak pernah ku kira
Cakka
Disini kita memulai cerita

Cakka&Oik
Perbedaan jadi tidak berarti
Karena hati telah memilih
Di mataku kita berdua Satu
apapun yang menganggu
Cinta takkan salah

Cakka
Kuingin yang ini
Oik
ku ingin yang lain
Cakka&Oik
Coba tuk mengerti coba tuk pahami
Saling melengkapi

Cakka
Kini ternyata
Oik
tak pernah ku kira
Cakka&Oik
Disini kita memulai cerita

Perbedaan jadi tidak berarti
Karena hati telah memilih
Di mataku kita berdua Satu
apapun yang menganggu
Cinta takkan salah

PROK.PROK.PROK

“ecieeee, so sweeeetnya kalian…” komentar Gabriel setelah Cakka dan Oik selesai bernyanyi.

“makasih makasih makasih” jawab Cakka.

Oik hanya tersenyum.

“ah, tetep romantisan kita. Ya ga Fy??” Rio menyenggol lengan Ify.

“oh jelaaas” tanggap Ify.

“iya aja dah gue mah!”

Rio ngakak.

“woy pulang yuk! Cape nih gue. ngantuk!” ajak Gabriel.

“ayo ayo!”

Mereka semuapun pulang menuju rumah masing-masing.
***

Dari tadi, dua insan ini tidak henti-hentinya bersenda gurau. Semua mereka ucapkan. Semua mereka obrolin.

Sambil sesekali mengikuti alunan lagu merdu yang terputar dari radio mobil Rio, mereka tak henti-henti bercanda. Terkadang mengeluarkan gombalan apapun. Entah dari Ify. entah dari Rio.

“biar dunia menghina tapiku tetap cinta cause I miss you cause I need you” Ify bernyanyi dengan riangnya. Mengikuti lagu yang terdengar dari radio mobil Rio.

“makasih sayang.. muaaachh muuaaach…”

“apaan sih ka Rio, genit ah!”

“haha, kamu tambah canti deh kalo marah!”

“najeeeees ah ngegombalnya ga banget!”

“ga gombal kok!”

“halaaah…”

“ganti lagu dong!”

Rio mengulurkan tangannya untuk mengganti lagu. Ia mencari-cari lagu yang enak untuk didengar dan dinyanyikan.

Ia berhenti mencari lagu , saat lagu yang menurutnya enak terdengar.

Berakhir sudah pencarian cintaku
Jiwa ini tak lagi sepi
Hati ini tlah ada yang miliki

Tiba diriku di penghujung mencari cinta
Diri ini tak lagi sepi
Kini aku tak sendiri

Aku akan menikahimu
Aku akan menjagamu
Ku kan slalu di sisimu
Seumur hidupmu

Aku akan menyayangimu
Ku kan setia kepadamu
Ku kan slalu di sisimu
Seumur hidupmu

Tiba diriku di penghujung mencari cinta
Hati ini tak lagi sepi
Kini aku tak sendiri

Aku akan menyayangimu
Ku kan setia kepadamu
Ku kan slalu di sisimu
Seumur hidupmu

Aku akan menikahimu
Aku akan menjagamu
Ku kan slalu di sisimu
Seumur hidupmu

“aku akan menikahimu… aku akan menjagamu. Ku kan slalu di sisimu seumur hidupmu” Rio menyayikan satu bait lagu yang baru saja ia dengarkan tadi.

Ify tersenyum mendengar nyanyian Rio yang terdengar sangat tulus itu. ia pun melanjutkan liriknya.

“aku akan menyayangimu ku kan setia kepadamu ku kan slalu di sisimu seumur hidupmu”

Kini Rio yang tersenyum mendengar nyanyian Ify. ia tau itu bukan hanya sekedar nyanyian belaka. Itu adalah sebuah janji. Janji untuk cinta mereka.

Rio mengangkat tangannya lalu menggenggam kuat tangan Ify . mencoba memberi taukan betapa besar rasa cinta yang ia punya untuk gadis itu, lewat sentuhannya.

“aku sayang kamu.”

Kata-kata itu, memang sudah sangat sering Ify dengar. Namun, ia tidak pernah bosan. Ia justru merasa sangat bahagia ketika Rio mengucapkannya. Ia tau itu buka sekedar ucapan. Itu adalah ungkapan kasih sayang yang Rio rasakan untuknya.

“aku juga sayang kamu”

Dan kata-kata seperti itupun sudah sangat sering ia ucapkan untuk membalas ucapan Rio. Sekali lagi ia tegaskan, itu bukan hanya sekedar ucapan. Itu adalah ungkapan rasa cinta, rasa sayangnya yang begitu besar untuk Rio. Bahkan kalimat itupun tidak cukup untuk mengungkapkan, untuk menggambarkan, bahwa ia sangat mencintai pemuda ini.

Tidak perlu dengan rayuan gombal yang biasa diucapkan oleh pasangan-pasangan kekasih. Cukup dengan kasih sayang yang tulus yang mereka berikan untuk satu sama lain, sudah cukup membuktikan bahwa rasa cinta itu ada dan mereka rasakan dalam hati mereka.

Mereka tercipta untuk selalu bersama. Mereka tercipta untuk saling melengkapi. Mereka tercipta untuk saling menyayangi. Mereka tercipta untuk saling berbagi. Berbagi kasih sayang. Berbagi rasa cinta.

Dan mereka berharap, Tuhan memang menciptakan mereka untuk dipersatukan selamanya. Mereka berjanji dalam hari masing-masing, bahwa mereka akan selalu menjaga kasih sayang itu.

Tak terasa, perjalanan begitu cepat. Mereka telah sampai di depan rumah Ify. kebersamaan mereka hari ini terpaksa harus berhenti. Walaupun mereka harus berpisah malam ini, tapi tidak dengan cinta mereka. Cinta mereka akan tetap bersatu. Di mana pun dan kapanpun.

Ify turun dari mobil Rio. Disusul dengan Rio.

“Fy! Tunggu!”

Ify berhenti dan berbalik.

“ya?”

Rio melangkah mendekati Ify. lalu satu kecupan lembut mendarat di kening Ify.

“night my sweety. Nice dream.” Bisik Rio lembut.

Ify tersenyum

“night too my prince. Nice dream too.”

“love you!”

“love you too”

Rio melemparkan senyum termanisnya pada Ify. begitupun dengan Ify.

Setelah itu, Rio masuk ke dalam mobilnya. Setelah melambaikan tangannya ke Ify, mobilnyapun melaju menuju rumahnya.

Dengan senyum yang merekah, Ify masuk ke dalam rumahnya. Sepertinya malam ini ia memang akan mimpi indah. Ah, tidak hanya malam ini saja. Semenjak Rio menjadi miliknya, menemani hari-harinya, mimpinya selalu indah.

Rio, bukan hanya sekedar mimpi indahnya. Rio adalah sesuatu yang sangat berharga yang pernah ia miliki dalam hidupnya. maka dari itu, ia berjanji. Ia akan menjaga cinta ini untuk Rio. Cinta tulus yang hanya ia persembahkan untuk Rio. Tidak ada yang lain. Hanya Rio.

Bersambung……

Author: Amel^^
Facebook: Amelia Astri Riskaputri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar